TEMPO.CO, Sampang - Sejumlah warga penerima Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) dari Kementerian Perumahan Rakyat di Desa Blu'uran, Kecamatan Karang Penang, Kabupaten Sampang, Jawa Timur, enggan melanjutkan program renovasi rumahnya, meski material bahan bangunan telah dikirim.
Sudah hampir sebulan material berupa batu bata, semen, dan pasir itu dibiarkan terbengkalai di halaman rumah warga penerima bantuan. "Materialnya terlalu sedikit," kata Gincet, 60 tahun, salah satu penerima bantuan BSPS, Jumat, 16 Mei 2014.
Bantuan Kemenpera yang diterima 500 warga Desa Blu'uran berupa 500 batu bata, delapan sak semen, dan satu pikap pasir. Jumlah ini lebih sedikit bila dibandingkan dengan bantuan tahap pertama yang berupa 1.500 batu bata, 10 sak semen, dan satu truk pasir.
Menurut Gincet, karena bantuan tahap kedua sedikit, dia kesulitan melanjutkan renovasi rumah lantaran tidak punya biaya untuk membeli tambahan material. "Biaya tambahannya terlalu banyak. Saya tidak punya uang. Jadi, ya, saya biarkan saja dulu," ujarnya.
Kepala Desa Blu'uran Mohammad Faruk mengatakan material yang diterima warga terlalu sedikit. Faruk tidak tahu mengapa material yang diterima warga menyusut drastis, sehingga menghambat program bedah rumah Kemenpera di Blu'uran. "Saya tidak tahu sebabnya," tuturnya. (Baca: Jaksa Geledah Rumah Tersangka Korupsi Bedah Rumah)
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Cipta Marga, Kabupaten Sampang, Wahyu Prihartono enggan berkomentar atas mandeknya program bedah rumah di Blu'uran. "Masalah ini bukan wewenang kami," katanya.
Dia mengatakan Dinas PU Sampang hanya sebagai fasilitator tingkat daerah dalam program BSPS. Namun untuk pelaksaan di lapangan, kata dia, ada tim lain yang melaksanakan di bawah arahan Kemenpera. "Supaya lebih jelas, tanya Kemenpera saja," kata Wahyu.
MUSTHOFA BISRI
Terpopuler:
Teka-teki Petinggi Negeri Tersangka Haji
Densus 88 Gerebek Warga Lamongan
Prabowo Temui Rachmawati Jumat