TEMPO.CO, Sampang - Suasana duka begitu terasa di rumah Taufik, 30 tahun, dan Aminah, 25 tahun, di Dusun Oro Timur, Desa Bunten Timur, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Sampang, Rabu, 14 Mei 2014. Pasangan ini adalah orang tua Mohammad Rafi, 3 tahun, korban seruduk mobil Alphard bernomor polisi S-1771-NG di terminal 2 Bandara Juanda, Surabaya, Selasa, 13 Mei 2014.
"Jenazah Rafi sudah dimakamkan tadi malam," kata Abdul Qodir, paman Rafi, Rabu, 14 Mei 2014. (Baca: Alphard Nyelonong di Bandara Juanda, Balita Tewas)
Menurut Qodir, wajar bila kepergian Rafi menyisakan duka mendalam. Terutama bagi Sanimah, 60 tahun, nenek Rafi. "Neneknya beberapa kali pingsan karena tak menyangka Rafi pergi secepat ini," ujar dia.
Karena itu, lanjut Qodir, keluarga meminta pengemudi Alphard dihukum seberat-beratnya, apa pun penyebab kecelakaan tersebut apakah disengaja atau tidak. "Apa pun penyebabnya, harus dihukum berat karena sudah menghilangkan nyawa," tegasnya.
Kesedihan juga dirasakan Sumarti, 32 tahun, bibi Rafi. Pada Selasa nahas itu, Rafi dan empat keluarga lainnya, berada di Juanda hendak menjemput Sumarti yang baru pulang merantau dari Malaysia. Di Malaysia, Sumarti bekerja sebagai petugas kebersihan.
"Saya memang niat mau belikan Rafi mainan, tapi waktu sampai Juanda, saya ditelepon disuruh langsung ke rumah sakit, ternyata Rafi, sudah meninggal," katanya.
Besarnya pemberitaan kematian Rafi di media cetak dan elektronik, membuat kediaman orang tua Rafi dipenuhi pelayat dari luar desa. (Baca: Bus 'Nyelonong' ke Pasar, Dua Tewas)
MUSTHOFA BISRI
Berita Terpopuler
Disinggung Masalah HAM, Ini Reaksi Prabowo
Gus Ipul Anggap Wajar Sikap Rhoma Tolak Jokowi
Artis JR Terjerat Kasus Narkoba