TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Miranda Swaray Goeltom sempat geram saat membahas penyelamatan Bank Century. Dalam salah satu Rapat Dewan Gubernur BI, Miranda meminta agar BI berani mengambil keputusan dan bertanggung jawab saat ada ancaman krisis keuangan pada November 2008.
"I can easily not come here setiap rapat, sakit terus selama sebulan krisis, enggak akan masuk penjara. Tapi, kan tidak. Kita semua harus tanggung jawab, harus berani ambil keputusan as long as usul jelas dan berlaku untuk semua bank," kata Miranda dalam rekaman rapat yang diperdengarkan pada sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Jumat, 9 Mei 2014.
Ketika itu, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) Bank Century terus merosot di bawah batas yang ditentukan Bank Indonesia, yaitu 8 persen. Akhirnya diusulkan agar ketentuan CAR diturunkan dari batas bawah tersebut. Namun Miranda meminta agar perubahan ketentuan CAR itu tak hanya untuk menyelamatkan satu bank.
"Kelihatan as if kita kasih untuk satu bank saja. Kasih analisis bahwa ini bisa buat semua bank," kata Miranda dalam rekaman tersebut.
Miranda juga memerintahkan Direktur Penelitian dan Pengaturan Perbankan BI saat itu, Halim Alamsyah, untuk membuat perbandingan dengan situasi negara lain. "PBI 26 masih pakai commercial paper investment grade. Hampir semua berubah, lihat negara lain seperti apa. Saya enggak mau kita dikira ada kepentingan apa-apa," kata Miranda.
Sidang dugaan korupsi dalam penyelamatan Bank Century dengan tersangka mantan Deputi Gubernur BI Budi Mulya hari ini menghadirkan Wakil Presiden Boediono. Pada saat penyelamatan Bank Century, Boediono menjabat sebagai Gubernur Bank Indonesia.
Dalam kasus Bank Century, Boediono sebagai Gubernur BI akan dimintai keterangan mengenai kebijakan pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek sebesar Rp 689,394 miliar dan penggelontoran dana talangan pada Bank Century sebesar Rp 6,762 triliun.
BERNADETTE CHRISTINA MUNTHE
Baca juga:
Sidang Century, Boediono: Itu Suara Ibu Miranda
Boediono Sebut Yang Mulia,JK: Saya Cukup Pak Hakim
Jusuf Kalla Nonton Detik-detik Kesaksian Boediono