TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) memperkirakan jumlah korban pelaku kekerasan seksual Andri Sobari alias Emon bakal terus bertambah. Bahkan, jumlahnya bisa mencapai ratusan anak.
"Korbannya sekitar 140 anak," ujar Wakil Ketua KPAI Maria Advianti di kantornya, Selasa, 6 Mei 2014. Menurut dia, jumlah tersebut berdasarkan pengakuan Emon kepadanya.
Ia tak heran dengan jumlah korban Emon yang besar itu baru terkuak sekarang. Sebagian besar korban tak sadar dengan apa yang dilakukan Emon. "Mereka memilih diam karena tidak sadar," ucapnya.
Dalam setiap aksinya, Emon tak selalu mencatat korban di buku hariannya. Hanya yang membuat kesengsem yang dia catat. "Yang disukai baru dicatat," kata Maria.
Maria mengatakan rata-rata korban pelecehan Emon berumur 13 tahun ke bawah. Jika berdasarkan fakta tersebut, diduga fase hidup Emon berhenti sampai umur tersebut. "Jadi, dia tidak nyaman dengan orang dewasa. Senangnya dengan anak di bawah umur 13 tahun."
Maria menyayangkan minimnya peran masyarakat dalam pengawasan anak hingga banyak anak yang jadi korban Emon. Ia juga khawatir dengan nasib 140 anak korban pelecehan Emon. Sebab, bila tidak mendapat penanganan yang baik, maka para korban kelak bisa berpotensi berperilaku menyimpang seperti Emon. "Dia mengaku pernah jadi korban juga," ucapnya.
Untuk mengantisipasi hal itu, pemerintah mesti turun tangan dalam menangani korban pelecehan Emon. "Jumlah yang banyak seperti itu tidak bisa diselesaikan tanpa bantuan pemerintah," ujarnya. "Mereka harus direhabilitas dengan intens selama tiga tahun," katanya.
ERWAN HERMAWAN
Terpopuler
Heboh Briptu Eka Menikah, Atasan Heran
Asisten Guru Diduga Terlibat Kekerasan Seks di JIS
Brunei Terapkan Syariat, Selebritas Dunia Protes