TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisian Resor Sukabumi Kota Ajun Komisaris Besar Hari Santoso mengatakan pihaknya akan mencoba mengaitkan kematian US, 11 tahun, dengan kasus sodomi terhadap 73 bocah di bawah umur yang dilakukan Andri Sobari alias Emon, 24 tahun.
"Kami akan dalami informasi ini, apakah memang bocah US yang meninggal bulan Februari lalu merupakan korban sodomi yang dilakukan oleh tersangka Emon," kata Hari kepada Tempo, Senin, 5 Mei, 2014.
Untuk melakukan pembuktian, pihaknya akan meminta petugas medis tempat US dirawat memberikan rekam medis tentang penyakit yang diderita US. "Kami akan berkoordinasi dengan RS tempat US dirawat dan meminta rekam medisnya" kata Hari.
Berdasarkan keterangan sejumlah saksi dan pengakuan US sendiri, bocah itu sempat disebut-sebut masuk dalam daftar korban sodomi Emon. Namun kepolisian belum bisa memastikan hal itu. "Kami harus dapatkan dulu rekam medisnya karena sudah tidak mungkin untuk melakukan otopsi korban. Karena jenazah sudah dikebumikan oleh pihak keluarga satu bulan lalu," katanya.
"Bahkan jika kami membongkar makam untuk melakukan otopsi, ditakutkan tidak ada persetujuan dari pihak keluarga, dan jenazahnya pun sudah hancur," ujar Hari.
Warga dan keluarga US curiga bocah itu merupakan salah satu korban Emon karena sebelum meninggal dia sempat mengeluhkan sakit pada pantatnya. US juga mengeluh tidak bisa buang air besar dan merasakan sakit pada bagian perutnya. Ia lalu dirawat selama dua pekan di Rumah Sakit Umum Daerah Bunut, Sukabumi.
Namun dokter mendiagnosis US menderita penyakit lever dan busung lapar. Karena terlalu lama di rumah sakit dan memakan biaya yang cukup besar, US lantas dibawa pulang keluarganya. Tidak lama kemudian US meninggal.
M SIDIK PERMANA
Topik Terhangat:
Tragedi JIS| Jokowi| Prabowo| Pemilu 2014| Emon
Berita Terpopuler:
Terkait MH370, Malaysia Tangkap 11 Teroris
Forensik: Rekaman Percakapan MH370 Diedit
Jokowi Hanya Sehari Sewa Boeing 737-900
Di Jombang, Jokowi Ngaji Kitab Kuning
Ini Pengakuan Senior yang Membuat Renggo Meninggal