TEMPO.CO , Bandung - Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Muhammad Hendrasto mengingatkan bahwa kenaikan status Gunung Merapi menjadi waspada bukan berarti gunung itu akan meletus hebat, seperti yang terjadi pada 2010. "Kenaikan status itu bukan untuk meramal letusan," katanya di ruang kerjanya di Bandung, Jumat, 2 Mei 2014.
Menurut Hendrasto, pemahaman masyarakat umum di seputaran Gunung Merapi mengidentikkan kenaikan status gunung dengan pertanda akan terjadi letusan hebat. Dia menduga persepsi masyarakat itu terbentuk gara-gara setiap lembaganya menaikkan status gunung menjadi waspada tidak pernah turun lagi, malah terus menuju awas hingga meletus sejak 1980-an. (Baca: Status Gunung Merapi Waspada)
Hendrasto mengatakan kenaikan status menjadi waspada disebabkan oleh perilaku Gunung Merapi saat ini yang memang tidak seperti biasanya ketika berstatus normal. "Status waspada ini untuk meningkatkan kewaspadaan," tuturnya.
Mengenai aktivitas Merapi, PVMBG saat ini menyerahkan penyelidikannya pada Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian di Yogyakarta. Hendrasto meminta lembaga yang menjadi kepanjangan tangan PVMBG untuk melakukan pemantauan Merapi itu meneliti aktivitas gunung tersebut saat ini. "Mereka ditugasi mencari tahu itu," kata Hendrasto. (Baca: Merapi Waspada, Sleman Siapkan 35 Pengungsian)
Berdasarkan teori sementara, aktivitas vulkanis Merapi meningkat karena pelepasan tekanan gas yang terakumulasi, bukan gara-gara aktivitas magma yang naik ke permukaan. "Gas terakumulasi menghasilkan letusan tunggal. Sesaat selesai. Nanti ada lagi sebulan atau tiga minggu lagi dari hasil dari akumulasi gas," ujarnya.
Salah satu alasan pendukung teori itu adalah aktivitas kegempaan yang biasanya menandai aktivitas magmatik Merapi tidak meningkat, bahkan terhitung jarang. Satu-satunya aktivitas magmatik yang terekam peralatan di Gunung Merapi adalah gempa low frequency (LF) yang diduga dihasilkan oleh bergeraknya fluida atau gas dalam tubuh gunung. Hendrasto mengatakan munculnya gempa LF itu, antara lain, yang menjadi alasan menaikkan status Merapi menjadi waspada.
AHMAD FIKRI
Berita lain:
Buruh Perusahaan Prabowo Tagih Tunggakan 4 Bulan Gaji
Dosa Hary Tanoesoedibjo pada Hanura
5 Kebiasaan yang Menyebabkan Perut Buncit
Sri Mulyani Tegur Boediono Soal Century
NasDem: Jokowi itu Produk Lokal
Terungkap, Moyes Kecewa Berat pada Bintang MU Ini