TEMPO.CO, Jakarta - Sri Mulyani, mantan Menteri Keuangan yang kini menjabat Direktur Pelaksana Bank Dunia takut krisis ekonomi 1997-1998 terulang bila Bank Century tidak diselamatkan. Dia beralasan, perbandingan kondisi saat itu dengan krisis 1997-1998 sangat relevan karena dua hal.
"Dipicu kepanikan masyarakat akibat jatuhnya bank di Indonesia. Pada saat itu ada 30 bank-bank kecil yang bermasalah," katanya ketika bersaksi untuk terdakwa mantan Gubernur Bank Indonesia Budi Mulya di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Jumat, 2 Mei 2014. Saat itu, ujar Sri Mulyani, masyarakat tidak bisa membedakan bank yang aman dengan yang bermasalah sehingga di Bank Central Asia (BCA) terjadi rush. (Baca: Bailout 6,7 T, Sri Mulyani: Saya Bisa Mati Berdiri)
Menurut Sri Mulyani, kondisi itu bisa dianalogikan dengan kondisi pada 2008. Penutupan Century akan berimbas bagi 18+5 bank yang kondisinya sama. Ancamannya berasal dari tekanan yang mengurangi rasa aman nasabah indonesia dari sistem ekonomi global.
"Maka tidak akan ada yang berani gambling," katanya. Pada Bank Century ini terdapat sekitar 65 ribu rekening yang dananya di bawah Rp 2 miliar dan 574 akun yang memiliki tabungan di atas Rp 2 miliar.
Dia tidak ingin krisis 1997-1998 terulang. Krisis itu menghabiskan 60 persen dari gross domestic product untuk memperbaiki sektor keuangan yang rusak. "Kalau posisi sekarang, dibutuhkan Rp 300 triliun untuk membenarkan sistem keuangan yang rusak," ujar mantan Ketua Stabilitas Sistem Keuangan itu. (Baca:Sri Mulyani Selamatkan Century Demi Manfaat)
Baca Juga:
Sesuai dengan aturan International Monetary Fund, menurut dia, bank dengan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) di bawah minus 24 persen harus ditutup. "Maka ada salah satu bank yang di dalam border harus ditutup atau diselamatkan. Penilaiannya harus dibandingkan manfaat dan mundaratnya," ujar Sri Mulyani.
Saat Century diputuskan berdampak sistemik, menurut laporan BI, posisi CAR Century per 31 Oktober 2008 minus 3,58 persen. Namun, beberapa hari kemudian, CAR Century diketahui turun drastis menjadi minus 35,95 persen. "Keadaan krisis, kami tidak ada kemewahan membedakan mana mudarat dan manfaat," ujarnya. (Baca: Sri Mulyani: Kualitas Data BI Sangat Mengecewakan)
Jaksa Ahmad Burhanudin lantas mencecar Sri Mulyani mengapa tidak menyelamatkan 18+5 bank yang kondisinya sama dengan Century. Sri Mulyani berdalih bank sentral saat itu hanya menyodorkan Century yang perlu ditengarai sebagai bank gagal berdampak sistemik.
LINDA TRIANITA
Terpopuler: