TEMPO.CO, Malang - Proses pencarian dua petani yang diduga tewas akibat tertimbun longsoran tanah di Desa Bambang, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur, terpaksa dihentikan tim penolong karena hujan deras mengguyur. Pencarian akan dilanjutkan oleh tim penolong yang terdiri dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Palang Merah Indonesia serta sekitar 200 warga setempat pada Rabu besok.
"Sekarang tidak mungkin lagi mencarinya karena hujan begitu deras. Semua personel tim SAR (Search and Rescue) dan warga diminta kembali ke pos penjagaan," kata Kepala Kepolisian Sektor Wajak Ajun Komisaris Sardikan, Selasa, 22 April 2014.
Dua warga Desa Bambang yang diduga tewas tertimbun tanah longsor pada Ahad kemarin, 20 April, adalah Yajid, 35 tahun, penduduk RT 24 RW 08 Dusun Krajan; serta Prayudi, 28 tahun, penduduk RT 34 RW 11 Dusun Pandanrejo.
Menurut Sardikan, kedua korban masuk hutan untuk mencari kayu dan rumput pada Ahad. Karena sampai Senin pagi kemarin mereka belum pulang, keluarga korban dibantu warga setempat mencari keduanya ke dalam hutan.
Warga menemukan dua sepeda motor, yakni Yamaha Vega dan Honda Revo, milik korban. Sekitar 1 kilometer dari lokasi penemuan sepeda motor dijumpai dua gundukan besar tanah longsoran. "Medan yang sangat berat juga berbahaya bagi keselamatan tim penolong dan warga yang membantu. Kami tak mau ambil risiko," ujar Sardikan.
Lokasi pencarian berada di lereng Gunung Semeru dan masuk dalam hutan Perhutani Bambang Selatan, sekitar 26 kilometer arah tenggara Kota Malang. Tim penolong harus berjalan kaki naik-turun bukit sejauh hampir 6 kilometer dari permukiman menuju lokasi longsor. Peralatan pendukung, seperti mesin pemotong kayu, cangkul, dan sekop, kesulitan dibawa tanpa bantuan warga.
Tempat kejadian perkara itu ramai dikunjungi warga meski mereka harus berjalan kaki cukup jauh. Camat Wajak Bagus Sulistiawan sibuk menertibkan warganya agar jangan terlalu mendekati lokasi pencarian sehingga tidak mengganggu tim pencari dan sejumlah warga yang sedang bersusah payah membongkar timbunan longsor setinggi 60 meter dan tebal 20 meter itu.
ABDI PURMONO