TEMPO.CO, Jakarta - Derasnya Arus Gonzalu menjadi salah satu penyebab tenggelamnya kapal Nelayan Bakti 74 yang mengangkut peziarah pada prosesi Paskah di Larantuka, Nusa Tenggara Timur. Dalam insiden yang terjadi Jumat, 18 April 2014, tujuh peziarah tewas dan sejumlah orang masih dicari Tim SAR. (Baca:7 Tewas dalam Prosesi Samana Santa di Larantuka)
“Laut di selat ini dikenal punya arus luar biasa deras yang disebut Arus Gonzalu oleh penduduk setempat,” kata Maria Goretti Tokan, yang berumah di tepi pantai Larantuka. Selat selebar 300 meter itu terbentang antara Pulau Adonara dan ujung daratan Flores Timur.
Selat ini mempertemukan dua arus dari Laut Flores dan Laut Sawu. Dalam cuaca normal, hanya butuh waktu tujuh menit untuk menyeberangi selat tersebut. Ketika Nelayan Bakti tengah berlayar, Anton Hajon, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Flores Timur, sempat menyaksikan dari tepi Pantai Kota.
Menurut Anton, nahkhoda Nelayan Bakti yang memuat sekitar 90 warga, memaksa kapal maju, “Padahal pukulan arus dari depan luar biasa kencang,” katanya. Karena terus dipaksa maju, haluan kapal motor beralih ke arah Pulau Adonara dan posisi kapal makin lama makin miring, dan akhirnya terbalik. “Yang bisa berenang, langsung memanjat ke badan kapal yang terbalik." (Baca: Perahu Prosesi Tenggelam karena Kelebihan Muatan)
Orang-orang menjerit sembari berdoa. “Banyak yang memekikkan nama Yesus dan Bunda Maria untuk minta tolong,” ujarnya. Anton mengatakan, pertolongan datang terlambat karena Nelayan Bakti ada di posisi paling belakang dari prosesi kapal dan perahu pengantar Tuan Menino, sehingga luput dari perhatian orang. Tuan Menino merupakan sebutan lokal untuk Kanak-kanak Yesus.
Baca Juga:
Iring-iringan peziarah laut ini dimulai di tepi Pantai Kota, di bagian timur Kota Larantuka, di mana terdapat Kapel Tuan Menino. Patung Kanak-kanak Yesus hanya dikeluarkan dari kapel tersebut setahun sekali pada prosesi Jumat Agung — bagian dari perayaan Tri Hari Suci Paskah – di Larantuka, Flores Timur.
HERMIEN Y. KLEDEN
Terpopuler:
Trik Membujuk Korban Pelecehan TK JIS
Jokowi Bandingkan Bus Hibah DKI dengan Bandung
Dikonfirmasi Soal Nepotisme, Gubernur Ucapkan Kata Kotor