TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Nasional Anak Arist Merdeka Sirait menduga ada korban baru terkait dengan kasus pelecehan seksual terhadap murid Taman Kanak-Kanak Jakarta International School (JIS). Ia mengaku menerima dua laporan dari dua orang tua murid TK itu.
Rencananya, kedua orang tua itu akan datang ke kantornya, Rabu, 16 April 2014, untuk membuat laporan resmi. Namun, tidak jadi karena berhalangan. "Orang tuanya konsultasi. Mereka melihat si anak berubah sikap dan curiga. Tapi karena bingung, mereka melapor ke kami," kata Arist di Jakarta, Rabu, 16 April 2014. (Baca: Orang Tua Korban Pencabulan Tuntut TK JIS).
Sebelumnya, seorang murid Taman Kanak-Kanak Jakarta International School, diduga menjadi korban kekerasan seksual oleh sejumlah pegawai alih daya di sekolah itu pada Maret lalu. Saat itu korban yang hendak buang air kecil mendapat perlakuan tak senonoh sehingga ia kini trauma berat.
Dia menyatakan timnya punya metode khusus untuk menggali cerita dari anak yang menunjukkan tanda-tanda traumatis. "Nanti kami akan ajak ngobrol anaknya pelan-pelan." Adanya laporan baru ini menguatkan dugaan korban pencabulan di sekolah itu lebih dari satu anak. (Baca pula: Pelaku Pelecehan Siswa TK Terancam 15 Tahun Bui).
Apalagi, Arist menegaskan, pelaku juga berjumlah banyak, dengan pola kejahatan yang terencana, yakni menggunakan petugas kebersihan perempuan untuk menyekap anak di dalam toilet dan pelaku pria menyodomi secara bergantian. "Target kelompok yang punya kelainan seksual ini pasti banyak."
Tempo belum berhasil mencari konfirmasi langsung ke pengelola JIS. Namun, saat menggelar konferensi pers di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Rabu, 16 April 2014, Kepala JIS, Tim Carr, mengaku prihatin atas insiden yang dialami oleh muridnya. Ia mengaku akan bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kepolisian untuk mencari solusi kasus ini.
PRAGA UTAMA