TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Asrorun Niam Sholeh menilai cerita tentang Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau Jokowi dalam salah satu naskah Ujian Nasional (UN) soal Bahasa Indonesia merupakan susupan kepentingan politik. Soalnya, isinya cenderung menggiring opini. (Baca:Cerita Tentang Jokowi di Soal Ujian Nasional)
"KPAI menilai adanya dugaan politisasi UN melalui soal Bahasa Indonesia, yang berisi tentang cerita tentang Joko Widodo. Isinya terdapat framing dan cenderung penggiringan opini," katanya melalui layanan BlackBerry Messenger, Senin, 14 April 2014. (Baca:Jokowi dalam Soal Ujian, Pemerintah: Tak Disengaja)
KPAI, kata dia, mengimbau agar ranah pendidikan tak disusupi kepentingan politik. Ia meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh sebagai penanggung jawab pendidikan nasional segera menginvestigasi. "Pelakunya jelas tak punya etika," ujarnya. Ia pun berharap ada sanksi tegas agar kejadian serupa tak terulang.
Cerita singkat kehidupan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi muncul dalam soal ujian nasional (UN) mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk sekolah menengah atas (SMA) dan madrasah aliyah (MA) di Brebes, Jawa Tengah. (Baca: Soal UN Jokowi Tak Ditemukan di Jakarta)
Kisah tentang calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang akrab disapa Jokowi itu muncul sebagai soal cerita untuk menjawab pertanyaan nomor 15 dan 16. Di situ diterangkan bahwa Jokowi lahir di Surakarta pada 21 Juni 1961 dan alumnus Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
NUR ALFIYAH
Topik terhangat:
Pemilu 2014 | Jokowi | Pesawat Kepresidenan | MH370 | Prabowo
Berita terpopuler:
Siswa TK Internasional Diduga Alami Pelecehan
Cerita Investasi Ferdi Hasan Hingga Rugi Rp 12 M
Konvensi Demokrat Sudah Antiklimaks