TEMPO.CO, Jayapura - Situasi wilayah perbatasan dua negara, Republik Indonesia dan Papua Nugini di wilayah Skouw, Muara Tami, Kota Jayapura, Papua, Indonesia dengan Wutung, Vanimo, Papua Nugini, kembali memanas. Aksi baku tembak antara sekelompok kriminal bersenjata dengan aparat keamanan gabungan TNI-Polri masih terus terjadi sejak Sabtu, 5 April 2014 pagi, pukul 05.30 WIT hingga pukul 17.00 WIT sore.
"Saat ini situasi sudah aman. Sebelumnya ada sebanyak 20 hingga 40 orang yang menaikkan bendera Bintang Kejora dan kemudian turunkan bendera Merah Putih, Polri yang ada di situ dengan TNI melakukan langkah persuasif," kata Kepala Kepolisian Daerah Papua, Irjen Tito Karnavian di Kota Jayapura, Papua, Sabtu sore.
Menurut Tito, langkah persuasif yang dilakukan pihaknya, yakni Kapolresta Jayapura, AKBP Alfred Papare juga datang ke sana dengan menghubungi tokoh di situ agar mereka menghentikan aksinya.
Menurut Tito, di lokasi itu ada tower di daerah netral. Mereka naik di atas tower. Tapi dari seberang, menurut Tito, entah di daerah netral atau arah perbatasan Papua Nugini, ada tembakan mengenai kaca tower. "Serpihan pecahan kaca ini mengenai Kapolresta dan salah satu anggota Kodim. Jadi mereka bukan tembakan. Saat ini kondisinya baik," katanya.
Tito mengatakan dari aksi tembakan itu kemudian diketahui ada enam pucuk senjata api yang sebagian besar merupakan senjata api rakitan."Mereka mengganggu anggota kami dengan tembakan dan anggota kami membalasnya dengan tembakan," katanya.
Menurut Tito, para pelaku diperkirakan dari kelompok sipil bersenjata pimpinan Matias Wenda. "Memang sebelumnya kami dapat informasi, mereka akan mengganggu pelaksanaan Pemilu dengan melakukan aksi di perbatasan RI-Papua Nugini," katanya.
Informasi terkait aksi ini, kata Tito, sudah mereka terima dua minggu lalu sebelum kehadiran calon presiden PDI Perjuangan Joko Widodo di Papua. "Kamia perkiraakan kelompok itu dan akan mengganggu suasana Pemilu dan mencoba melakukan aksi agar mereka dianggap masih eksis," katanya.
Dari data yang didapat, Sabtu, 5 April 2014, sekitar pukul 06.30 WIT, sekelompok kriminal bersenjata ini berusaha mengganggu aktivitas warga di perbatasan dengan memasang kayu-kayu untuk menghalangi para warga yang biasanya berlalu-lalang atau beraktivitas di perbatasan antara Skouw (Papua, Indonesia) dengan Wutung (Vanimo, Papua Nugini).
"Dari hasil info intelijen, mereka terlihat menggunakan senjata. Lalu pada pagi itu, mereka merusak tempat cuci mobil dan membakarnya, serta mengibarkan bendera Bintang Kejora," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua, Kombes Polisi, Sulistyo Pudjo Hartono, Sabtu sore, 5 April 2014.
Melihat peristiwa ini, kata Pudjo, pihak Kapolresta Jayapura, AKBP Alfred Papare beserta anggota Polres Jayapura Kota mendatangi tempat kejadian perkara. Saat itu, Kapolresta Jayapura beserta enam orang lainnya dari gabungan TNI dan Polri mengamati dari jarak jauh dengan naik ke tower yang ada di wilayah netral perbatasan dua negara itu. Sementara anggota lainnya berjaga di bawah tower.
Tapi, menurut Pudjo, sekitar pukul 09.30 WIT, kelompok kriminal bersenjata itu menembak ke arah tower yang menganai kaca tower. "Serpihan kaca ini melukai tangan kanan dan kaki Kapolresta Jayapura. Juga melukai salah satu anggota TNI, Serma Tugino di pelipisnya," kata Pudjo.
Setelah menembak, kata Pudjo, pelaku dari kelompok bersenjata ini melarikan diri. Adapun Kapolresta Jayapura dalam kondisi sehat dan anggota TNI yang juga terluka, Serma Tugino, sedang dirawat di Rumah Sakit TNI Marthen TNI.
CUNDING LEVI
Terpopuler:
KPK: Status Rano Karno Tergantung Vonis Wawan
Rano Karno Minta Bukti Aliran Dana Lewat PPATK
Gung Tri, Caleg dari Bali yang Terinspirasi Jokowi