TEMPO.CO, Sumenep - Kantor Kecamatan Masalembu, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, disegel warga setempat, Sabtu, 22 Maret 2014. Penyegelan dilakukan sebagai bentuk protes atas langka dan mahalnya harga bahan bakar di Pulau Masalembu. "Harga sekarang sudah mencapai Rp 15 ribu per liter untuk premium," kata salah seorang warga, Ahmad Soleh, Sabtu, 22 Maret 2014.
Menurut Soleh, penyegelan dilakukan karena warga kecewa dengan Forum Pimpinan Kecamatan (Forpimka) Masalembu. Sudah berulang kali mengeluh soal melambungnya harga BBM, tapi hingga kini tidak ada solusi. "Mahalnya harga BBM menyengsarakan warga, apalagi kami ini mayoritas nelayan," ujarnya.
Mahal dan langkanya harga BBM jenis premium dan solar di Masalembu sudah terjadi sejak dua bulan lalu. Soleh menuding mahalnya harga BBM karena permainan pihak Agen Penyalur Minyak dan Solar (APMS) Masalembu sebagai perwakilan PT Pertamina. Berdasarkan ketentuan, APMS harus menjual sebagian besar BBM kepada warga. Namun dalam prakteknya, APMS lebih banyak menjual langsung kepada subagen dibawahnya langsung menggunakan drum.
Anehnya lagi, kata Soleh, ribuan liter BBM untuk Masalembu di APMS tidak pernah bertahan tiga hari. Jika diibaratkan pompa bensin, jam buka APMS juga tidak wajar, yakni hanya dua jam per hari. "Padahal sudah ada kesepakatan antara subagen dan Forpimka bahwa harga bensin di luar APMS Rp 7 ribu, tapi sekarang malah Rp 15 ribu," katanya. (Baca : BBM Langka, Ratusan Siswa Mogok Sekolah)
Anggota DPRD Sumenep asal Masalembu, Darul Hasyim, mengatakan wajar bila warga marah karena mahalnya harga BBM. Menurut Darul, berdasarkan keterangan PT Pertamina, pasokan BBM ke Masalembu selalu normal. "Tapi kenapa sering kosong. Ini yang harus diusut oleh aparat terkait," katanya. (Baca : Premium di Pulau Masalembu Diduga Tercemar)
Sebelumnya, Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Kabupaten Sumenep Syahrial membantah langka dan mahalnya BBM di wilayah kepulauan, termasuk Masalembu. "Sampai saat ini tidak ada laporan, kok, soal BBM yang langka. Soal harga juga tidak ada laporan. Kata siapa itu BBM harganya sampai Rp 15 ribu? Ini tadi Pak Camat bilang harga paling mahal cuma Rp 10 ribu, kok, dan tidak ada kelangkaan," ucapnya. (Baca : Bensin Langka, Pelajar Masalembu Unjuk Rasa)
Menurut Syahrial, harga BBM di kepulauan memang tidak bisa disamakan dengan wilayah daratan. Apalagi untuk pulau yang belum memiliki APMS. "Untuk kecamatan kepulauan yang punya APMS saja distribusi ke pulau-pulau kecil yang jauh harus melalui subagen. Tidak mungkin langsung ke APMS karena jaraknya yang jauh, perlu biaya transportasi tambahan. Ini yang menyebabkan perbedaan harga BBM di kepulauan dan daratan," ujarnya.(Solar Langka, Pulau Masalembu Gelap Gulita)
MUSTHOFA BISRI
Berita Terpopuler
Video ARB-Marcella, Idrus: Kami Ajak Banyak Orang
Malaysia Airlines Terlihat di Perairan Andaman
Jokowi: Saya itu Ndeso, Miskin Koneksi