TEMPO.CO, Klaten - Warga Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, yang tinggal di lereng Gunung Merapi dikejutkan oleh hujan abu vulkanis, Senin pagi, 10 Maret 2014. Diduga hujan abu itu disebabkan oleh letupan kecil salah satu gunung teraktif di dunia tersebut. Camat Kemalang, Bambang Haryoko, menyebutkan hujan abu melanda dua desa di lereng Merapi, yaitu Desa Balerante dan Sidorejo. "Abu turun sekitar pukul 07.00 WIB," katanya.
Pagi ini angin di puncak Merapi bertiup ke timur, atau ke arah Klaten. Untungnya, tidak lama kemudian angin berbalik arah. "Selain itu juga disusul dengan hujan yang lumayan deras," katanya. Sebelum terjadi hujan abu, warga setempat memang beberapa kali mendengar suara gemuruh dari arah Gunung Merapi. "Namun kami belum tahu suara itu disebabkan oleh aktifitas perut bumi ataukah guguran material."
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Klaten Sri Winoto mengaku telah berkoordinasi dengan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta menyangkut fenomena alam itu. "Terjadi letupan kecil di Gunung Merapi," katanya.
Letupan itu menimbulkan asap hitam yang membawa material debu setinggi 1.500 meter. Menurutnya, angin di Merapi telah mengarah ke barat daya. BPBD Klaten saat ini telah menerjunkan tim pemantau ke sejumlah desa. "Kami juga meminta masyarakat menggunakan masker apabila diperlukan."
AHMAD RAFIQ
Topik terhangat:
Ade Sara | Malaysia Airlines | Kasus Century | Jokowi | Anas Urbaningrum
Berita terkait:
Paspor Palsu Menambah Misteri Malaysia Airlines
Alasan Penumpang Ini Naik Malaysia Airlines
Ada Jejak Avtur di Jalur Pesawat Malaysia Airlines
Kecelakaan Pesawat Malaysia Airlines Mirip Adam Air
AS Endus Teroris di Pesawat Malaysia Airlines
Kisah Hilangnya Paspor 'Penumpang' Malaysia Airlines
Kronologi Hilangnya Pesawat Malaysia Airlines
Pilot Boeing Sempat Kontak Pilot Malaysia Airlines