TEMPO.CO, Pekalongan - Kepolisian Resor Pekalongan Kota akan memanggil distributor semen yang disebut-sebut telah menekan Anita Erfanti, 58 tahun, salah satu pelaku aksi bunuh diri. Menurut Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Pekalongan Kota, Ajun Komisaris Bambang Purnomo, distributor itu bakal dimintai keterangan terkait aksi bunuh diri sekeluarga itu. "Saya agak lupa namanya. Kalau kantornya ada di Tegal," kata Bambang, Rabu, 5 Maret 2014.
Dari pertemuan informal dengan distributor pada Selasa malam lalu, kata Bambang, tidak ada bukti yang menguatkan ihwal ancaman atau teror dari distributor itu sehingga Anita depresi dan bunuh diri bersama dua anak dan satu cucunya. Namun, kata Bambang, "Sekecil apa pun informasi yang kami terima akan langsung dikembangkan."
Anita adalah warga Perumahan Duta Bahagia, Kelurahan Kraton Lor, Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan. Janda tiga anak itu tewas bersama anak bungsunya, Roy Rudito, 30 tahun, di kamar Hotel Langensari, Kota Cirebon, Jawa Barat, Jumat dinihari pekan lalu. Diduga keduanya bunuh diri dengan menenggak air teh yang telah dicampur serbuk pembersih lantai. (Baca: Ini Kronologi Bunuh Diri Bersama)
Kekasih Roy, Sasha, 23 tahun, sempat kritis dan dirawat di RSU Pelabuhan Kota Cirebon karena juga meminum air teh itu. Sekitar tiga jam sebelumnya, Kamis malam pekan lalu, anak kedua Anita, Linawati, 36 tahun, tewas setelah menenggak air putih yang telah dicampur dengan serbuk pembersih lantai dan racun serangga.
Linawati juga meminumkan larutan racun itu pada anak semata wayangnya, Danny Ricardo, 11 tahun. Ibu dan anak itu tidak tertolong meski sempat dibawa ke RSUD Kraton, Kota Pekalongan. Anak pertama Anita, Tomi, 38 tahun, mengatakan motif bunuh diri ibunya bukan sekadar masalah utang-piutang.
"Sebenarnya bukan gara-gara utang. Tapi lebih pada ketakutannya (Ibu) karena terus mendapat tekanan dari salah satu distributor semen," kata Tomi saat dimintai konfirmasi via telepon. Namun, Tomi tidak mengatakan ihwal penyebab ketakutan Anita juga berdampak pada tewasnya kedua adik dan satu keponakannya.
Hampir sepekan kasus bunuh diri bersama satu keluarga itu berlalu. Namun, polisi belum bisa memastikan motif penyebab tewasnya nenek, dua anak, dan satu cucu itu. Pihak keluarga juga belum terbuka kepada awak media. Hingga kini Polres Pekalongan Kota juga masih menunggu hasil penelitian sisa muntahan Linawati dan Danny dari Pusat Laboratorium Forensik Semarang.
DINDA LEO LISTY
Terpopuler
Bos Djarum Pertahankan Gelar Terkaya
Calon Hakim MK: Mobil Saya Tidak Lima, Cuma Empat
Calon Hakim MK, Hidup Mewah dan Tak Paham Hukum