TEMPO.CO, PEKALONGAN - Linawati, 36 tahun, menjalankan pola tak biasa sebelum bunuh diri. Dia menutup tokonya lebih awal, Kamis pekan lalu. Siang itu suaminya, Candra Permana, 38 tahun, juga sudah di toko setelah menjemput anaknya, Danny Ricardo, 11 tahun, dari SD Pius Kota Pekalongan.
"Biasanya toko bahan bangunan itu tutup sore hari," kata Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Kepolisian Resor Pekalongan Kota, Ajun Komisaris Bambang Purnomo, kepada Tempo di kantornya, Selasa, 4 Maret 2014.
Berdasar keterangan Candra, tutur Bambang, setelah menutup toko di Jalan Veteran wilayah Kecamatan Pekalongan Utara itu Linawati, Candra, dan Danny ke Game Fantasia Carrefour Kota Pekalongan. Sekitar pukul 16.00 mereka pulang ke rumahnya di Jalan Tenteran Nomor 7 Perumahan Duta Bahagia, Kelurahan Kraton Lor, Kecamatan Pekalongan Utara.
Petangnya, Anita Erfanti, 58 tahun, dan Roy Rudito, 30 tahun, bertandang. Anita adalah ibu dari Linawati. Adapun Roy adalah adik Linawati. Malam itu, Anita mengajak Linawati dan Danny untuk makan malam di sebuah restoran wilayah Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang. Semula Anita tidak mengajak Candra. "Kalau mau ngajak anak saya, saya harus ikut," kata Bambang menirukan ucapan Candra.
Singkat cerita, mereka berlima berangkat dengan mobil Toyota Inova. Di tengah perjalanan, Roy meminta turun di rumah kekasihnya, Sasha, 23 tahun, di wilayah Kecamatan Pekalongan Timur. Sesampainya di restoran, Anita memesan makanan dalam porsi besar.
Anehnya, Anita dan Linawati tampak sedang tidak bernapsu makan. Hanya Danny yang makan banyak. Dalam makan malam bersama itu, tidak ada perbincangan yang mengarah pada rencana bunuh diri bersama.
Seusai makan malam, Anita mengantar pulang anak, menantu, dan cucunya. Setelah Anita pergi, Candra menemani Danny menonton televisi. Candra juga menunggui istri dan anaknya sampai tertidur di kamar. Setelah keduanya terlelap, Candra baru pindah ke kamar sebelah.
Sekitar pukul 23.00, Candra terbangun dari tidur karena mendengar Danny muntah. "Saat ditengok, ibu dan anak itu sedang duduk berhadapan," ujar Bambang. Saat itu, bibir Linawati sudah membiru. Namun, ia masih menyodorkan segelas air kepada Danny.
Di dasar gelas itu ada endapan berwarna putih. Candra pun merebut gelas itu dan menggendong Danny keluar kamar. Karena Danny sudah lemas, Candra menariknya ke teras dan langsung meminta tolong kepada Pamungkas Tunggul Nuswanto, 48 tahun, tetangga depan rumahnya. "Linawati bilang percuma karena ia sudah meminum larutan racun itu lebih banyak dari Danny," kata Bambang. (Baca : Bunuh Diri Bersama, Sang Ibu Kirim SMS ke Tuhan).
"Sebelum membawa Danny dan Linawati ke Rumah Sakit Umum Daerah Kraton Kota Pekalongan, saya sudah memberikan pertolongan pertama," kata Pamungkas, dokter umum di Puskesmas Pekalongan Selatan.
Tapi terlambat, reaksi racun di tubuh ibu dan anak itu jauh lebih cepat. Ibu dan anak itu mengembuskan napas terakhirnya di RSUD Kraton. Tiga jam berselang, Jumat dini hari pekan lalu, Anita dan Roy juga ditemukan tewas di kamar Hotel Langensari, Kota Cirebon, Jawa Barat.
Hingga kini, motif bunuh diri bersama empat anggota keluarga itu masih dalam penyelidikan. "Hari ini kami masih menunggu hasil penelitian sampel muntahan Linawati dan Danny dari Puslabfor (Pusat Laboratorium Forensik) Semarang," ujar Bambang. (Baca : Bunuh Diri Bersama, Anita Diduga Diteror)
DINDA LEO LISTY
Terpopuler
Calon Hakim Konstitusi Dikuliahi Pakar Tata Negara
Bunuh Diri Bersama, Anita Diduga Diteror
Tak Cukup Restu Mega, Ini Syarat Jokowi Nyapres..