TEMPO.CO, Kediri - Panglima Komando Daerah Militer V Brawijaya Mayor Jenderal Ediwan Prabowo memantau perbaikan rumah korban letusan Gunung Kelud di Blitar. Ratusan anggota Kodim 0808 dikerahkan ke lereng Kelud untuk merehabilitasi permukiman yang hancur diterjang pasir vulkanis.
Didampingi sejumlah petinggi TNI, Ediwan memantau rehabilitasi Kampung Baru, Kecamatan Garum, dan Kampung Kali Bladak, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar. Dua kawasan ini luluh-lantak diterjang material Kelud yang besar dan panas. “Kami akan bantu memulihkan situasi secepatnya,” kata Ediwan, Kamis, 27 Februari 2014.
Ratusan anggota Kodim 0808 membantu membersihkan pasir dari atap rumah warga dan membangun kembali bangunan yang ambruk. Hampir seluruh rumah di kampung ini rusak parah. Hal ini karena permukiman tersebut berada dalam radius di bawah 7 kilometer dari puncak Kelud.
Selain merehabilitasi rumah penduduk, Pangdam juga memberikan paket bantuan berisi tikar, pakaian, susu formula, dan sembako. Bantuan tersebut sangat membantu warga yang memang sangat membutuhkan. Selain merusak infrastruktur bangunan, pasir vulkanis bercampur batuan turut menghancurkan areal pertanian di tempat itu.
Hingga malam ini, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung masih mengevaluasi status Gunung Kelud. Sesuai dengan prosedur pengawasan gunung api, PVMBG akan mengevaluasi setiap pekan untuk menentukan status berikutnya. Setelah diturunkan menjadi siaga pada 20 Februari 2014, kemungkinan penurunan status Kelud menjadi waspada masih dikaji. “Malam ini PVMBG Bandung akan menentukan hasilnya,” kata Ketua Tim Pemantauan Gunung Kelud di Dusun Margomulyo, Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kediri, Umar Rosyadi.
Menurut Umar, aktivitas vulkanis Kelud terus menunjukkan penurunan sejak erupsi 13 Februari 2014. Sejumlah gempa yang terekam alat seismograf hanya menunjukkan keseimbangan posisi gunung. “Bukan tanda letusan,” kata Umar.
HARI TRI WASONO