TEMPO.CO , Surabaya: Ratusan hektar tanaman perkebunan di Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri, puso akibat erupsi Gunung Kelud pada 13 Februari 2014 lalu. Tanaman yang puso itu terdiri dari 169 hektar tanaman kopi, 54 hektar kakao, dan 103 hektar cengkeh.
Kepala Dinas Perkebunan Jawa Timur Moch. Samsul Arifien mengatakan Kecamatan Puncu memang yang mengalami kerusakan terparah. "Khusus Kecamatan Puncu memang banyak yang puso. Dampaknya paling parah," kata Samsul pada Tempo, Selasa, 25 Februari 2014.
Menurut Samsul, jumlah lahan perkebunan rakyat yang rusak ringan hingga berat seluas 333 hektare untuk lahan kopi, 288 hektare kakao, dan 479 hektare cengkeh. Semua itu berada di Kecamatan Ngancar, Kepung dan Puncu, Kabupaten Kediri. Sedangkan di Kabupaten Malang, hanya 84 hektar lahan kakao di Desa Pandansari, Kecamatan Ngantang yang mengalami puso.
Dinas perkebunan membagi tingkat kerusakan menjadi tiga, yakni ringan, sedang dan berat. Dikatakan rusak ringan jika mengalami penurunan produksi 15 persen, rusak sedang jika penurunan produksi mencapai 30-40 persen. Bila penurunannya lebih dari 40 persen, itu dikategorikan rusak berat.
Kerugian akibat kerusakan itu diperkirakan mencapai 12,4 miliar. Rinciannya, kerugian kopi sebesar Rp 3,7 miliar, kakao Rp 3,3 miliar dan cengkeh Rp 5,4 miliar.
Pemerintah provinsi juga akan memberi bantuan dalam rangka tanggap darurat. Samsul mengatakan pihaknya sudah bekerjasama dengan pabrik pupuk dan pusat penelitian untuk membantu korban erupsi Kelud. Bantuan diberikan dalam bentuk bibit dan pupuk.
Pekan lalu, pupuk sebanyak 5 ton sudah dikirim ke Kabupaten Kediri. Menyusul kemudian 25 ton atau 5 truk pupuk NPK Koka (kopi dan kako) hasil kerjasama dengan tiga pabrik di Jawa Timur dan Semarang, Jawa Tengah.
Walaupun barang sudah ada, kata Samsul, bantuan itu belum bisa didistribusikan. "Barang sudah siap, tapi mereka (petani) minta tunggu karena masih fokus benahi rumah mereka," kata Samsul.
Bantuan lainnya yang akan diberikan berupa 50 ton pupuk organik dan 10 ribu batang bibit kopi serta kako. Samsul mengakui bahwa jumlah itu masih kurang. Karenanya, dinas perkebunan akan mengusulkan tambahan anggaran sebesar Rp 5,8 miliar.
Samsul menambahkan, kendati kerusakan lahan perkebunan rakyat di Kediri itu tidak berpengaruh besar terhadap persediaan komoditas kopi, kakao dan cengkeh di Jawa Timur, tapi itu sangat merugikan petani. Perkebunan merupakan salah satu mata pencaharian utama warga Kediri. Rata-rata 1 kepala keluarga bisa menggarap atau memiliki 0,25 hektare lahan pertanian.
AGITA SUKMA LISTYANTI
Berita Lainnya
Pengakuan Sutan Bhatoegana Soal Ibas di Kasus SKK Migas
Ruhut: Bhatoegana Bohong, 12 Tahun Penjara!
Catherine Wilson Akui Terima Mobil dari Wawan
Apa Pesan Risma untuk Evan Dimas
Pembunuh Sisca Yofie Bergeming meski Diancam Hukuman Mati