TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi Pertahanan Tubagus Hasanudin mengatakan alat sadap di rumah dinas Gubernur DKI Jakarta dipasang sebelum Jokowi menempati rumah tersebut. Dia mengatakan PDI Perjuangan lalu mengacaukan fungsi alat sadap itu.
"Itu diperkirakan saat proses pembersihan rumah," kata Tubagus saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Senin, 24 Februari 2014. Dia mengatakan sebelum Jokowi menempati rumah tersebut memang dilakukan renovasi. (Baca: Kronologi Kasus Penyadapan Jokowi)
Dia menjelaskan bahwa setelah diacak bisa jadi apa yang disampaikan Jokowi memang benar, yaitu percakapan yang terpantau hanyalah soal makanan dan minuman. Sejak Desember tahun lalu, Tubagus mengatakan, alat-alat ini sudah dimatikan semua. (Baca: Jadul, Alat Penyadap Jokowi Dipasang Pake Lem)
Dia beralasan sang penyadap juga sudah tak melakukan aktivitas apa pun. Tubagus tak akan mengungkap siapa pelaku penyadapan karena tak ingin menjadi ramai. Selain itu, Tubagus tak melaporkan kasus ini ke polisi karena mampu mengatasi sendiri. (Baca: Alat Sadap di Rumah Jokowi Berteknologi Sederhana)
Selain kepada Jokowi, upaya penyadapan juga pernah dilakukan kepada Megawati Soekarnoputri. Tubagus menjelaskan dirinya pernah menginterogasi 20 pasukan pengamanan presiden untuk menemukan pelakunya. Namun dia mengakui tak menemukan pelaku penyadapan terhadap Megawati.
WAYAN AGUS PURNOMO
Terpopuler:
Ada Setoran di Balik Label Halal Daging Australia
Demi Evan Dimas, Risma Batalkan Acara di Jakarta
Langkah Politik Wali Kota Risma Dinilai Blunder