TEMPO.CO, Surabaya - Para pengungsi korban letusan Gunung Kelud akan mendapat jaminan hidup selama 3 bulan, terhitung mulai pekan depan. Jaminan hidup berupa beras dan lauk pauk akan diberi kepada para pengungsi yang rumahnya tidak rusak, tapi masih belum bisa bekerja dan belum memiliki pendapatan.
"Mereka yang sudah kembali, rumah enggak rusak, tapi belum ada pendapatan, akan diberikan beras dan lauk pauk selama 3 bulan," kata Gubernur Jawa Timur Soekarwo kepada wartawan seusai rapat koordinasi penanggulangan bencana Gunung Kelud di Gedung Grahadi, Surabaya, Sabtu, 22 Februari 2014.
Penyediaan beras akan ditanggung pemerintah provinsi, sedangkan lauk pauk menjadi tanggung jawab pemerintah kabupaten/kota. Apabila tidak mampu, pemerintah daerah setempat bisa mengajukan bantuan ke provinsi.
Sedangkan bagi para pengungsi yang kondisi rumahnya masih rusak, makanan akan ditanggung dinas sosial setempat melalui penyediaan dapur umum.
Saat ini jumlah pengungsi yang masih tinggal di pengungsian berjumlah 8.026 orang. Rinciannya, 7.109 pengungsi di Kabupaten Kediri, 44 pengungsi di Kota Batu, 621 orang di Kabupaten Malang, dan 252 orang di Kabupaten Jombang.
Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf menambahkan, beras yang diberi kepada para pengungsi berjumlah 30 kilogram per kepala keluarga untuk 3 bulan. Dana penyediaan jaminan hidup berada di luar anggaran Rp 100 miliar yang disiapkan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Sebab, dana tersebut hanya dialokasikan untuk perbaikan rumah dan sarana air bersih.
"Kalau rumah dan jaminan hidup sudah selesai, baru melangkah berikutnya ke pertanian, kehutanan, peternakan, dan kelautan. Itu semua akan dibantu," kata Saifullah.
AGITA SUKMA LISTYANTI
Berita lain:
TOlak Undangan, Risma Mengaku Bohongi Najwa Shihab
Alasan Brigjen Mangisi Punya 16 Pembantu
Istri Dituduh Sekap PRT, Jenderal Mangasi Minta Maaf ke Kapolri