TEMPO.CO, Kediri - Sepekan setelah erupsi Gunung Kelud, penduduk yang terimbas letusan meminta bantuan berupa genteng ke pemerintah untuk menutupi atap rumah mereka yang jebol oleh tekanan pasir. Apalagi status Gunung Kelud telah diturunkan dari awas menjadi siaga. Para pengungsi yang tinggal di radius 5 kilometer dari puncak Kelud pun berangsur-angsur sudah diperbolehkan pulang.
Warga mengeluhkan ketiadaan bantuan genteng padahal permintaan sudah diajukan sejak Senin lalu. "Tapi sampai sekarang belum ada kejelasan," kata Ketua RT 02 RW 5 Dusun Puncu, Desa Puncu, Kecamatan Puncu, Sugito, kepada Tempo, Kamis, 20 Februari 2014.
Sugito mengatakan saat ini masyarakat sangat membutuhkan genteng. Menurut dia, setiap rumah membutuhkan sekurang-kurangnya 2 ribu genteng. Bila permintaan itu dipenuhi, Sugito meminta genteng didistribusikan melalui kepala dusun. Dari kepala dusun, genteng-genteng itu diteruskan ke setiap ketua RT untuk dibagikan kepada penduduk. Dengan demikian, kata dia, pembagian bisa merata dan masyarakat tidak saling berebut. (Baca pula: Rumah Sakit Dibanjiri Korban Pasir Kelud).
Permintaan yang sama juga disampaikan Darmidi, warga Dusun Sukomoro, Desa Puncu, Kecamatan Puncu. Ia sudah mengajukan permintaan ke kecamatan untuk mendapatkan genteng Rabu kemarin. "Tapi sampai sekarang belum ada jawaban," ujarnya.
Selain soal genteng yang belum ada kejelasan, bantuan lain pun terlambat datang. Makanan dan air baru diterima penduduk tiga sampai tujuh hari setelah letusan. Darmidi dan sejumlah penduduk laki-laki memang memilih bertahan di rumah masing-masing untuk menjaga harta benda ataupun hewan ternak mereka.
Bahkan bantuan air bersih dari Kementerian Pekerjaan Umum baru dikirim ke tandon yang tersedia hari ini. Dua tangki air berukuran 8 ribu liter secara bergantian mengirim air bersih ke Dusun Sukomoro. Penduduk pun langsung menyiapkan jeriken ataupun ember untuk mengambil air. Menurut Darmidi, air bersih itu digunakan untuk memasak dan mencuci piring.
Bingkisan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga baru diterima masyarakat pada Rabu malam kemarin. Masing-masing penduduk mendapat sebuah tas bertuliskan "Bantuan dari Presiden SBY" yang berisi enam bungkus mie instan, 1,5 kilogram gula, 2 kilogram beras, bubur bayi, dan popok bayi.
Pembagian bantuan, kata Darmidi, memang baru lancar dalam dua hari ini, terutama yang berasal dari perusahaan dan perseorangan. Dusun Sukomoro sering kali terlewat karena lokasinya berada di bawah Desa Puncu. Karena itu, penghuni 521 rumah di dusun tersebut seakan terabaikan.
AGITA SUKMA LISTYANTI
Terpopuler:
Mengapa Risma Tolak Jalan Tol Tengah Surabaya?
Abraham Samad: KPK Akan Berlari meski dengan Satu Kaki
PRT yang Disiksa di Rumah Jenderal Sedang Hamil
KPK Dalami Airin sebagai Penikmat Korupsi Suami
Berapa Penghasilan Akil Mochtar Selama di MK?
Toko Samsung Terbesar di Asia Tenggara Ada di Bali
Kiai Minta Risma Bertahan Supaya Dolly Bisa Tutup