TEMPO.CO, Kediri - Lahar masih melintasi Jembatan Mangli yang menghubungkan Desa Puncu dan Desa Mangli serta Desa Satak di Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri, Rabu, 19 Februari 2014. Namun jembatan tersebut sudah bisa dilewati karena aliran lahar hujan tidak sederas sehari sebelumnya. "Bisa dilewati, pokoknya harus pelan-pelan," kata salah seorang warga.
Kendaraan, baik mobil maupun motor, harus menurunkan kecepatan jika melewati jembatan sepanjang 10 meter itu. Mereka juga harus bergantian melintasi jembatan yang berkontur menurun dan menanjak itu. Aliran lahar hujan masih menutupi bagian tengah jembatan selebar 3 meter yang posisinya mendatar, sejajar dengan sungai.
Setelah aliran lahar berkurang sejak Selasa malam, 18 Februari 2014, jembatan memang sudah dibuka. Meski begitu, papan peringatan masih terpasang di mulut jembatan.
Kondisi serupa juga terlihat di Bendungan Damarwulan, Kali Konto, perbatasan Kecamatan Kepung dan Kecamatan Kandangan. Sundari, seorang warga yang tinggal di bawah Jembatan Damarwulan mengatakan air sungai yang berada di dekat tempat tinggalnya sempat meluap.
Menurut Sundari, ada empat rumah dan satu musala yang diterjang lahar hujan yang tingginya mencapai sepinggang orang dewasa. Saat kejadian, Selasa, 18 Februari 2014, sekitar pukul 16.30 WIB, pemilik rumah tersebut sedang berada di atas bendungan untuk melihat lajunya aliran lahar. "Ditinggal naik lihat lahar, ternyata rumahnya kena. Barang-barangnya kena semua," katanya.
Pada Selasa malam, 18 Februari 2014, banjir lahar mulai surut. Meski demikian, aliran air sungai masih deras. Bahkan, pada pukul 13.00 WIB, Rabu, 19 Februari 2014, ketinggian air sempat meningkat. Polisi pun menghalau warga yang turun mendekati Kali Konto untuk melihat-lihat ataupun mengambil gambar.
Menurut Sundari, aliran lahar Gunung Kelud, yang meletus 13 Februari 2014, hanya memuat material pasir. Meski terancam aliran lahar, Sundari dan keluarganya mengatakan tidak akan pindah. "Ya, selama ada tanggul masih amanlah," ujarnya.
Banjir lahar hujan Kelud memang masih mengancam penduduk di Kabupaten Kediri dan Malang. Pelaksana Tugas Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Gede Suantika, memperkirakan Kelud memiliki 100 juta meter kubik material vulkanik. Material tersebut akan terbawa air sungai jika turun hujan deras.
AGITA SUKMA LISTYANTI
BERITA LAINNYA
8 Kasus Plagiat yang Menghebohkan Indonesia
Baru Ketemu Risma, Wisnu Sudah Cerita Proyek
Anggito Abimanyu Pernah Kecewa pada Yudhoyono
Pesan Jokowi untuk Wali Kota Risma: Sabar ya, Bu...