TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho mengatakan hingga kini tingkat kewaspadaan masyarakat menghadapi bencana alam masih sangat rendah. “Padahal bencana adalah keniscayaan dan akan terus meningkat di masa mendatang,” kata Sutopo, Senin, 17 Februari 2014.
Menurut catatan, sejak 1 Januari hingga 16 Februari 2014 tercatat 282 bencana. Beberapa bencana yang besar antara lain banjir Jakarta, banjir bandang Sulawesi Utara, erupsi Gunung Sinabung di Sumatera Utara, dan erupsi Gunung Kelud yang terjadi pekan lalu. Dampak bencana ini sebanyak 197 orang tewas, 64 luka-luka, 1,6 juta jiwa mengungsi dan menderita, serta puluhan ribu rumah mengalami kerusakan.
Tak hanya kerugian fisik, dampak ekonomi akibat bencana ini, kata Sutopo, juga sangat besar. Perkiraan awal kerugian dan kerusakan akibat bencana banjir bandang di Sulawesi Utara mencapai Rp 1,87 triliun, erupsi Gunung Sinabung Rp 1 triliun, banjir Pantura Rp 6 triliun, dan banjir Jakarta Rp 5 triliun.
Dalam kesiapsiagaan menghadapi bencana, diakui Sutopo, pengetahuan masyarakat akan bahaya dan dampak bencana semakin besar. Namun dari segi perilaku dan praktek tanggap bencana masih rendah.
Beberapa pemerintah daerah pun, kata Sutopo, belum terlalu peduli dan waspada menghadapi bencana. Indikator ini juga tercermin dari alokasi dana untuk penanggulangan bencana yang rata-rata kurang dari 0,5 persen dari APBD. “Bencana tidak menjadi roh dalam pembangunan sektor.”
BNPB, kata Sutopo, berharap pada masa mendatang pemerintah daerah lebih memprioritaskan program antisipasi risiko bencana untuk mengurangi kerugian. Dia mencontohkan, di Amerika Serikat dengan alokasi anggaran US$ 1 untuk kegiatan pengurangan bencana bisa mengurangi kerugian hingga US$ 7. Begitu juga dengan Eropa. Dengan alokasi anggaran US$ 1 bisa mengurangi risiko bencana hingga US$ 40. “Di Indonesia mungkin lebih besar manfaatnya dibandingkan dengan negara lain karena punya kapital sosial yang lebih besar.”
IRA GUSLINA SUFA
Terkait:
Kantor Dikosongi, Wali Kota Risma Bersiap Mundur?
2 Remaja Ganggu Pengamanan Kunjungan SBY ke Kelud
Siapa Sebenarnya Sosok Ustad Hariri?
Sambut SBY, Fasilitas Pengungsi Kelud 'Dihias'