TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana memverifikasi nama-nama korban meninggal akibat letusan Gunung Kelud, Jawa Timur. Kini, jumlah korban tewas menjadi tiga orang.
Menurut informasi yang beredar, korban tewas pertama akibat letusan Kelud adalah Sail, 60 tahun. Namun menurut Kepala Pusat Data Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho, korban pertama yang tewas adalah Sahiri, 70 tahun.
Sahiri merupakan warga Dusun Ngutut, Desa Pandasari, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang. "Tewas karena tertimpa tembok saat menunggu kendaraan evakuasi," kata Sutopo kepada Tempo melalui pesan pendek, Jumat, 14 Februari 2014.
Pontini, 65 tahun, sebelumnya dikabarkan sebagai korban tewas kedua. Namun Sutopo menjelaskan, korban kedua yang sebenarnya adalah Mbok Nya, 60 tahun, warga Dusun Plumbang, Desa Pandansari, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang. "Mbok Nya tewas karena sesak napas akibat abu vulkanik," kata Sutopo.
Korban tewas terkini adalah Sanusi, 80 tahun. Dia tinggal di dusun yang sama dengan Mbok Nya. "Tewas karena sesak napas saat berlindung di bawah meja."
Ketiganya, kata Sutopo, tinggal di desa yang berada di radius tujuh kilometer dari puncak Gunung Kelud. Ketebalan abu di lokasi ketiga korban itu sekitar 20 sentimeter. "Saat ini masih ada evakuasi sebagian warga yang masih di radius sepuluh kilometer," ujar Sutopo.
Gunung Kelud meletus Kamis kemarin sekitar pukul 22.50. Hanya berselang 30 menit kemudian, Gunung Kelud mengeluarkan material vulkanis. Padahal, dua jam sebelumnya BNPB baru menaikan status gunung tersebut dari siaga menjadi awas.
SINGGIH SOARES
Terkait:
Kelud Meletus, Maskapai Australia Menunda Terbang
Sosok Mbah Rono, Kepala Badan Geologi yang Baru
Abu Vulkanik Lapisi Rel, Kereta Tiba Terlambat
Pengungsi Gunung Kelud Tersebar di 172 Titik