TEMPO.CO, Jakarta – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberi tiga arahan kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana dalam menangani dampak erupsi Gunung Kelud, Kediri, Jawa Timur. Gunung Kelud meletus pada Kamis malam, 13 Februari 2014.
Pertama, kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Presiden SBY ingin BNPB mendampingi Pemerintah Daerah Kabupaten Blitar, Kediri, dan Malang. “Kedua, penuhi semua kebutuhan pengungsi,” kata Sutopo lewat pesan pendek, Jumat, 14 Februari 2014.
Terakhir, Sutopo menambahkan, Presiden SBY meminta BNPB memastikan ke Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi apakah letusan kali ini yang terbesar. “Atau akan ada letusan berikutnya,” tutur Sutopo. Selain itu, Presiden SBY memerintah Gubernur Jawa Timur Soekarwo segera merapat ke lokasi bencana.
Gunung Kelud meletus sekitar pukul 22.50. Hanya berselang 30 menit kemudian, Gunung Kelud mengeluarkan material vulkanik. Padahal dua jam sebelumnya BNPB baru menaikkan status gunung tersebut dari siaga menjadi awas.
Berdasarkan data pusat informasi di pos pemantauan Gunung Kelud di Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, letusan Kelud pada 1586 menewaskan sedikitnya 10.000 jiwa. Jumlah tersebut adalah yang terbesar dalam sejarah letusan Gunung Kelud. (Simak perkembangan terkini #Gunung Kelud)
SINGGIH SOARES
Terkait:
Kelud Meletus, Maskapai Australia Menunda Terbang
Sosok Mbah Rono, Kepala Badan Geologi yang Baru
Abu Vulkanik Lapisi Rel, Kereta Tiba Terlambat
Pengungsi Gunung Kelud Tersebar di 172 Titik