TEMPO.CO, Jakarta - Cendekiawan muslim dan ahli tafsir Al-Quran, Muhammad Quraish Shihab, mengatakan tidak sepatutnya orang meniatkan salat untuk mendapatkan hadiah. Salat, kata bapak Najwa Shihab ini, seharusnya dilakukan dengan tulus dan berserah diri kepada Tuhan.
"Adalah tidak pada tempatnya jika masyarakat dan pemerintah turut dalam progam salat berjemaah berhadiah mobil," kata Quraish saat dihubungi Tempo, Kamis, 13 Februari 2014.
Menurut bekas Menteri Agama ini, lomba salat berhadiah boleh digelar jika konteksnya adalah untuk pembelajaran. Maksudnya, seseorang dirangsang dengan hadiah untuk belajar mempraktekkan gerakan dan bacaan salat dengan benar. Biasanya, kata dia, kompetisi ini ditujukan kepada anak-anak. "Tapi hadiahnya pasti bukan mobil," katanya.
Pada Rabu, 12 Februari 2014, banyak orang berbondong-bondong memadati Masjid At-Taqwa di Kota Bengkulu. Mereka tidak hanya berniat melaksanakan salat zuhur berjemaah, tapi juga berpartisipasi dalam lomba salat berjemaah berhadiah mobil serta ibadah haji dan umrah yang digelar Wali Kota Bengkulu Helmi Hasan mulai hari itu.
Helmi Hasan mengatakan lomba ini digelar untuk mewujudkan Bengkulu sebagai kota religius. Hadiah tersebut diberikan sebagai motivasi dan penghargaan bagi penduduk Bengkulu yang telah melaksanakan ibadah.
Hingga Rabu, 12 Februari 2014, jumlah warga yang mendaftar sekitar 2.000. Dalam lomba ini, peserta yang bisa 40 kali salat zuhur setiap Rabu secara berturut-turut dipastikan akan mendapatkan hadiah berangkat haji atau umrah. Sedangkan hadiah mobil hanya diberikan untuk satu orang.
MUHAMMAD MUHYIDDIN
Topik Terhangat
Busway Bekas | Dinasti Atut | Jokowi | Gunung Kelud | Ahok
Berita Terpopuler
Ratu Atut Ditengarai Memeras di Proyek Alkes
KPK: Rombongan DPR Pakai Anggaran Haji
Kebun Binatang Surabaya Resmi Kantongi Izin Konservasi
Soal Kado Adik Atut, Jennifer Dunn Sudah Diingatkan
Pemerintahan Bandung Segera ke Gede Bage