TEMPO.CO , Purbalingga - Siti Rojiah, 75 tahun, setuju kalau nama adiknya, Usman Janatin, dijadikan nama kapal. Baginya, Usman merupakan pahlawan bangsa yang berkorban demi bangsa dan negara ini. "Adik saya gugur demi tugas negara," kata Siti, di rumahnya Dusun Tawangsari, Kelurahan Jatisaba Purbalingga, Senin, 10 Februari 2014.
Menurut dia, pemerintah Singapura tak mempunyai hak untuk mencapuri urusan dalam negeri Indonesia. Pemberian nama kapal itu, kata dia, merupakan bentuk penghormatan atas jasa-jasa Usman bagi Indonesia. (Baca: Di Balik Ziarah PM Singapura ke Makam Usman-Harun)
Ia mengatakan saat itu hubungan Indonesia-Singapura memang sedang tidak baik karena sedang ada konfrontasi. "Tapi kan sekarang sudah damai," ujarnya.
Siti berharap pemerintah Indonesia tetap pada rencana awal untuk memberi nama kapal perangnya dengan nama Usman Harun. Pemberian nama tersebut disebutnya sebagai penghargaan atas jasa-jasa pahlawan asli Purbalingga tersebut.
Berdasarkan ingatan Siti, kabar eksekusi mati adiknya pertama kali ia dengan melalui radio pada 15 Oktober 1968. Saat itu, ia dan Siti Rukhiyah, ibunda Usman, mendengar kabar dari radio yang dibelikan Usman usai menjalani tugas merebut Irian Barat dari Belanda. (Baca: Aksi Heroik Asal Mula Nama KRI Usman Harun)
Is kaget karena saat itu saat pemerintah Singapura akan menghukum gantung adiknya. Sebelumnya, selama tiga tahun, Usman dan Harun dipenjara di Changi. Mereka ditangkap karena meledakkan Mac Donald House, simbol imperialis-kapitalis di Singapura.
Usman Janatin lahir 18 Maret 1943, putra pasangan H. Muhamad Ali dan Siti Rukiyah di Dusun Tawangsari, Kelurahan Jatisaba, Kecamatan/Kabupaten Purbalingga. Ia memiliki 10 saudara. Dua kakaknya juga bertugas di militer Angkatan Darat. Salah satu kakaknya, Letnan Kusni, gugur dalam perang gerilya tertembak tentara Gurkha. Usman Janatin juga gugur oleh tangan pemerintah Singapura dalam usia 23 tahun.
Bupati Purbalingga Sukentho Ridho Marhandrianto mengatakan Usman merupakan pahlawan nasional kebanggan Purbalingga. "Saya sangat setuju kalau kapal perang Indonesia dinamai dengan Usman-Harun," katanya.
Ia mengatakan Purbalingga bahkan sudah mengabadikan nama Usman menjadi sebuah taman kota dengan konsep untuk keluarga. Taman tersebut dibangun di atas bekas lokasi Pasar Purbalingga yang terletak persis di tengah kota.
ARIS ANDRIANTO
Berita Terpopuler
Guru Dapat Gelar Gr, seperti Dokter
Buntut Usman Harun, RI Mundur dari Singapore Airshow
5 Tip Main Game Flappy Bird
3 Tanggapan Jokowi yang Tak Biasa Soal Capres