TEMPO.CO, Surabaya- Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jawa Timur telah menetapkan status siaga bencana untuk 18 dari 37 kota serta kabupaten. Daerah siaga bencana itu antara lain meliputi Malang, Batu, Pasuruan, Jombang, Situbondo, Banyuwangi, Kediri, dan Blitar.
Penetapan siaga bencana itu didukung oleh Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika (BMKG) Juanda, Jawa Timur, Bambang Setiajid. Menurutnya curah hujan di Jawa Timur untuk beberapa hari ini memang terus meningkat.
Baca Juga:
"Dari pesisir utara sampai selatan Jawa hujan, curahnya sedang sampai lebat,” kata Bambang kepada Tempo, Senin, 3 Februari 2014. Menurut dia, kondisi cuaca ekstrem itu akan berlangsung hingga pertengahan Februari 2014.
Berdasarkan perkiraan BMKG, daerah-daerah yang memiliki potensi hujan lebat dan dikhawatirkan akan terjadi bencana adalah Pacitan, Jombang, Mojokerto, Malang, Lumajang, Bondowoso, Banyuwangi, Situbondo, Kediri dan Blitar.
Meski demikian, kata Bambang, ancaman itu juga dipengaruhi oleh faktor daya dukung lingkungan di tiap-tiap wilayah. Jika di daerah tersebut kondisi hutannya tidak dirawat, maka bencana akan semakin parah.
BMKG, kata Bambang, selalu bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana Daerah (BNPBD) Provinsi Jatim untuk selalu melakukan usaha-usah preventif pencegahan bencana. “Tugas kami hanya memberikan data curah hujan dan prediksi-prediksi kepada BNPBD. Dari data tersebut diharapkan bisa melakukan usaha taktis dan preventif,” kata Bambang.
Solusi yang konstruktif untuk menanggulangi bencana, kata dia, sangat diperlukan. Di antanya adalah memberdayakan Badan Lingkungan Hidup di tiap-tiap kabupaten/ kota untuk melakukan audit wilayah. Hal itu penting untuk mengetahui potensi daerah yang rawan bencana. Bila dinilai rawan, maka harus segera dilakukan upaya pencegahan, misalnya menanam tanaman sebanyak-banyaknya di daerah tersebut. “Seluruh kepala daerah di Jawa Timur harus melakukan audit wilayahnya,” katanya.
Selain itu, masyarakat perlu disadarkan bahaya bencana alam, sehingga tidak sembrono menebang kayu di hutan dan membuang sampah ke sungai. Peran media, kata dia, dinilai penting untuk mengawal langkah-langkah preventif ini, sehingga bencana seperti longsor dapat diantisipasi.
MOHAMMAD SYARRAFAH
Berita Terpopuler
Colek Keluarga Jokowi-Ahok, Bumerang Ani Yudhoyono
Bhatoegana, Ngeri-ngeri Suap dan Kawat Gigi
Eksekutor Feby Lorita Tertangkap di Siantar
SBY Minta Pertimbangan DPR Soal Pecat Azlaini Agus
Jokowi dan Risma Diadu oleh PDIP