Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Nelayan Tegal Tolak Gunakan Solar Industri

image-gnews
Ilustrasi kapal nelayan. ANTARA/Darwin Fatir
Ilustrasi kapal nelayan. ANTARA/Darwin Fatir
Iklan

TEMPO.CO, Tegal - Puluhan nelayan di Kota Tegal melakukan aksi unjuk rasa dengan menyegel Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) Karya Mina di Pelabuhan Perikanan Pantai Tegalsari, Ahad, 2 Februari 2014.

Penyegelan sebagai wujud kekecewaan nelayan terhadap Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 15 Tahun 2012 tentang pemberlakukan harga solar industri bagi kapal pencari ikan. "SPBN disegel sampai Perpres itu dicabut," kata juru bicara aksi, Tambari Gustam.

Tambari mengatakan, Perpres yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri ESDM Nomor 18 Tahun 2013 itu sangat merugikan nelayan. Sebab, mulai 1 Februari 2014, kapal nelayan berukuran di atas 30 grosston (GT) harus menggunakan solar industri yang harganya Rp 13.470 per liter.

Menurut Tambari, beleid pemerintah itu bisa mengakibatkan para nelayan tidak bisa melaut karena tidak mampu menebus mahalnya harga solar industri. Kalau pun dipaksakan maka biaya operasional sekali melaut bisa membengkak lebih dari 100 persen. "Kebijakan itu sama saja mematikan nelayan secara perlahan," ujar Tambari.

Ketua Paguyuban Nelayan Kota Tegal (PNKT) Eko Susanto menjelaskan saat masih menggunakan solar bersubsidi, setiap kapal ukuran di atas 30 GT membutuhkan modal sekitar Rp 150 juta untuk bahan bakar selama sebulan berlayar. Namun dengan kewajiban menggunakan solar industri, maka modal yang harus dikeluarkan naik dua kali lipat. Padahal nelayan tidak bisa seenaknya menaikkan harga ikan. “Hasil tangkapan pun tidak seberapa akibat cuaca buruk," ucapnya.

Selain menyegel SPBN, nelayan Kota Tegal berencana akan melanjutkan aksinya ke Pekalongan dan Jakarta. Sebanyak 25 bus (satu bus berisi 60 orang) telah disiapkan. Para nelayan dibagi dalam dua kelompok.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kelompok pertama akan menuju kantor Kementerian ESDM dan Pertamina di Jakarta. Kelompok nelayan dari sejumlah daerah, seperti Cilacap dan Indramayu akan turut serta.

Adapun kelompok kedua akan berangkat ke Pekalongan untuk menemui Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono yang dijadwalkan melakukan kunjungan pada Rabu, 5 Februari. "Senin besok kami akan meminta dukungan Wali Kota Tegal agar mendesak pemerintah pusat mencabut Perpres tersebut," tutur Eko.

Kepala Bagian SPBN Pelabuhan Perikanan Pantai Tegalsari Rasyidi mengatakan tidak berbuat apa-apa atas aksi para nelayan. Kendati disegel, SPBN tetap menerima pasokan solar dari Pertamina. “Kami tidak bisa berbuat banyak. SPBN ini juga milik nelayan,” kata dia.

Berdasarkan data Koperasi Unit Desa Karya Mina, dari sekitar 1000 kapal nelayan di Kota Tegal, sekitar 127 kapal berukuran di atas 30 GT. Selebihnya 200 kapal berukuran 30 GT, dan 572 kapal di bawah 30 GT.

DINDA LEO LISTY

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

2 hari lalu

Warga berebut sesaji saat mengikuti prosesi Pesta Lomban di laut Jepara, Jepara, Jawa Tengah, Rabu 17 April 2024.  Pesta Lomban yang diadakan nelayan sepekan setelah Idul Fitri dengan melarung sesaji berupa kepala kerbau serta hasil bumi ke tengah laut itu sebagai bentuk syukur dan harapan para nelayan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rezeki dan keselamatan saat melaut. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.


Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

3 hari lalu

Ilustrasi Sabu. TEMPO/Amston Probel
Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

Bareskrim Polri menangkap lima tersangka tindak pidana narkotika saat hendak menyeludupkan 19 kg sabu dari Malaysia melalui Aceh Timur.


Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

9 hari lalu

Direktur Walhi Jawa Tengah Fahmi Bastian. Foto dok.: Walhi
Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

Walhi dan Pokja Pesisir Kalimantan Timur sebut kerusakan Teluk Balikpapan salah satunya karena efek pembangunan IKN.


Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

13 hari lalu

Ilustrasi nelayan. TEMPO/M Taufan Rengganis
Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.


Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

21 hari lalu

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam acara Pertemuan Nasional Kesetaraan Gender, Disabilitas, dan Inklusi Sosial di Kantor KKP, Jakarta Pusat pada Selasa, 19 Maret 2024. Tempo/Aisyah Amira Wakang
Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

Menteri KKP Wahyu Sakti Trenggono menyerahkan dua kapal illegal fishing ke nelayan di Banyuwangi, Jawa Timur.


Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

31 hari lalu

Dua orang anak bermain di lokasi  kapal mengangkut imigran etnis Rohingya yang mendarat di pantai desa  Ie Meule, kecamatan Suka Jaya, Pulau Sabang, Aceh, Sabtu 2 Desember 2023.  Sebanyak 139 imigran etnis Rohingya terdiri dari laki laki,  perempuan dewasa dan anak anak menumpang kapal kayu kembali mendarat di Pulau Sabang, sehingga total jumlah imigran di Aceh tercatat  sebanyak 1.223 orang. ANTARA FOTO/Ampelsa
Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

Nelayan Indonesia dan tim SAR pada Rabu 20 Maret 2024 berjuang menyelamatkan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka


Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

33 hari lalu

Delapan awak kapal WNI di  kapal kargo di Taiwan, 28 Oktober 2022. (ANTARA FOTO/FAHMI FAHMAL SUKARDI)
Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.


Edi Damansyah Dorong Produksi Perikanan Kukar

33 hari lalu

Edi Damansyah Dorong Produksi Perikanan Kukar

Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Edi Damansyah, membuat program Dedikasi Kukar Idaman untuk para nelayan dan pembudidaya ikan di Kecamatan Anggana.


Cuaca Ekstrem dan Gelombang Tinggi di Laut Selatan, Nelayan Sukabumi Terdampar di Garut

34 hari lalu

Sejumlah perahu nelayan tertambat di dermaga Cilaut Eureun, Pantai Santolo, Garut, Jawa Barat, (1/1). TEMPO/Prima Mulia
Cuaca Ekstrem dan Gelombang Tinggi di Laut Selatan, Nelayan Sukabumi Terdampar di Garut

Polairud Polres Garut yang sedang mencari seorang nelayan setempat kini ketambahan mencari seorang lagi asal Sukabumi sesama korban gelombang tinggi.


Angin Kencang dan Gelombang Laut Tinggi, Nelayan Garut Tak Bisa Melaut

35 hari lalu

Penjabat Bupati Garut Barnas Adjidin meninjau daerah yang terdampak gelombang tinggi dan angin kencang di Pantai Rancabuaya, Kecamatan Caringin, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Sabtu (16/3/2024). ANTARA/HO-Diskominfo Garut
Angin Kencang dan Gelombang Laut Tinggi, Nelayan Garut Tak Bisa Melaut

Angin kencang dan gelombang laut tinggi mengakibatkan sejumlah nelayan Garut, Jawa Barat, tak bisa melaut. Karena dinilai dapat membahayakan jiwa.