TEMPO.CO , Jakarta: Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi menyatakan wilayah Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta diprediksi bakal diguyur hujan lebat di bulan Januari sampai Februari 2014. Sebagai contoh hujan dengan intensitas deras dan sering pada Jumat, 17 Januari 2014.
"Bahkan diprediksi hujan seperti ini bakal terjadi hingga Kamis pekan depan," kata Kepala Bidang Pengkajian Penerapan Teknologi Pembuatan BPPT, Tri Handoko Seto, saat dihubungi Tempo, Jumat 17 Januari 2014.
Untuk hujan Jumat 17 Januari 2014, intensitas air mencapai angka sekitar 40 milimeter, sedangkan daya serap air di Jakarta hanya sebesar 20 milimeter. Sudah dipastikan Jakarta bakal diguyur hujan dua kali lipat dari daya serap tanahnya.
"Jadi sisa air yang tak terserap bakal jadi genangan atau banjir," kata dia.
Menanggulangi hujan hari ini, BPPT melakukan dua kali upaya rekayasa cuaca dengan menabur natrium klorida atau NaCL seberat 3,6 ton dan 4,8 ton ke awan pembawa hujan. Target BPPT adalah awan yang bergerak dari luar wilayah Jakarta yang menuju Ibu Kota, seperti dari arah Pandeglang, Banten, hingga Selat Sunda.
Walhasil Tri mengklaim usahanya mampu mengurangi curah hujan lebat hingga 20-25 persen. "Cukup signifikan, hanya Jakarta Utara yang terkena hujan sangat deras."
Untuk Sabtu, 18 Januari 2014, BPPT memperkirakan cuaca di Jakarta bakal tak berubah seperti hari ini, hujan bakal terjadi sepanjang hari. Tri memperkirakan awan pembawa hujan lebat berasal dari wilayah Banten, perairan selat Sunda, dan perairan Pelabuhan Ratu. Karena itu tim BPPT kembali akan terbang dan menabur NaCL ke awan.
Tri sendiri berharap upaya penaburan NaCL ke awan bisa dilakukan BPPT sampai lima kali dalam sehari. Targetnya mampu mengurangi curah hujan hingga 50 persen, dengan kata lain hujan yang turun mampu diserap sepenuhnya oleh tanah di Jakarta.
"Sebab kami bukan mencegah hujan, tapi mengurangi intensitas hujan," kata dia. "Bagai mana pun juga tanah perlu menyerap air untuk kehidupan manusia."
INDRA WIJAYA