TEMPO.CO, Semarang - Banjir di Kota Semarang yang terjadi pada Selasa malam, 14 Januari 2014, sempat memutuskan akses jalan Pantai Utara yang menghubungkan Semarang dengan Kendal dan sebaliknya. Banjir yang melanda wilayah Kecamatan Tugu dan Mangkang itu meluap hingga ke jalan raya dengan ketinggian mencapai 50 sentimeter.
“Sempat mengganggu akses jalan, tapi sifatnya sebentar karena langsung surut saat hujan reda,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang, Iwan Budi Setyawan, Rabu, 15 Januari 2014.
Titik banjir yang memaksa kendaraan tak bisa lewat itu ada di kawasan Mangkang Wetan dan Wonosari. Banjir terjadi akibat luapan Kali Beringin dan Plumbon. Sedangkan di perkampungan Wonosari, banjir membuat sekitar 55 warga meninggalkan rumah, namun mereka kembali lagi setelah air surut. “Mereka tak sempat mengungsi,” kata Iwan.
Banjir di kawasan Mangkang itu kerap terjadi. Menurut Iwan, Pemerintah Kota Semarang berupaya agar bencana air itu tak mengganggu fasilitas publik dan permukiman warga. Iwan menjelaskan, upaya itu dilakukan bersama instansi terkait, di antaranya dengan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Energi Sumber Daya Mineral Kota Semarang untuk menata aliran sungai yang ada.
“Total anggaran yang ada saya kurang tahu, itu melibatkan banyak dinas,” katanya.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menyatakan sudah memerintahkan dinas terkait untuk melakukan tindakan tanggap darurat. “Segera menambal tanggul-tanggul yang jebol, " kata Hendrar, di kantornya, Rabu, 15 Januari 2014.
Ia menyatakan segera melakukan normalisasi Kali Beringin dan Plumbon yang telah mencapai tahap penyelesaian pembebasan lahan. Hendrar menargetkan pembebasan lahan akan selesai tahun ini, sehingga pada 2015 Kali Beringin bisa dinormalisasi.
EDI FAISOL
Terpopuler:
Anas Ditahan, Dosen Unair Meminta Maaf
Mahfud Mengaku Heran Atas Pemilihan Akil Mochtar
Jokowi Kaget Blusukan 'Dikuntit' Caleg PDIP
Di Tahanan, Anas Urbaningrum Banyak Puasa
Perempuan Arab Saudi Dilarang Main Ayunan