TEMPO.CO, Sleman--Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi M Busyro Muqoddas menyatakan konsep keluarga saat ini bergeser akibat perilaku koruptif. Konsep baiti jannati, rumahku surgaku menjadi rumahku jahannam.
Karena para koruptor banyak uang, kata dia perilakunya juga menyimpang. Seperti memiliki istri lebih dari satu. Peran istri bergeser menjadi penampung uang haram hasil korupsi.
"Kalau suami bawa koper berisi uang Rp 2,7 miliar, si istri tidak matre pasti bertanya dari mana uang itu. Tapi kalau matre, kok cuma segini," kata Busyro dalam orasi Kebangsaan 'Meujudkan Indonesia yang Bersih dan Bebas dari Korupsi' yang dilaksanakan di kantor Institute Research and Empowerment (IRE) Ngaglik, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Ahad sore (12/1).
Ia mencontohkan dalam satu keluarga, seorang koruptor membuat perusahaan atas nama istri dan anaknya. Lalu perusahaan itu digunakan untuk pencucian uang hasil korupsi. "Konsep rumah tangga jadi kabur," kata dia.
Dalam satu keluarga misalnya dalam kasus korupsi alquran, bapak dan anak sama-sama korupsi dalam kasus yang sama. Bapak dan anak sama-sama berkorupsi. Lalu, ada juga uang hasil korupsi yang disumbangkan. Itu merupakan salah satu modus pencucian uang hasil korupsi. "Ada juga spiritual money laundring," kata Busyro sambil tertawa.
Ia menjelaskan, praktek korupsi di Indonesia bermacam-macam. Mulai dari birokrasi, legislatif partai politik dan lain-lain. Ada beberapa kategori dalam korupsi. Antara lain, korupsi by need yaitu karena kebutuhan.
Contohnya pegawai negeri yang gajinya pas-pasan misalnya Rp 4 juta per bulan tidak tahan jika hanya naik sepeda motor. Lalu membeli mobil dengan angsuran. Karena tidak kuat bayar angsuran maka ada niat dan laku korupsi. Namun, banyak juga sekretaris jenderal teman-teman Busyro yang naik kereta api untuk berangkat kerja. Ada juga yang menaiki mobil yang sudah tua. "Tapi ada juga yang di rumah punya Mercy (mobil Mercedes Benz)," kata dia. "Ketika ada orang tak tahan materialisme masih ada yang tahan."
Korupsi lainnya adalah by greed, ketamakan dan keserakahan. Contohnya menteri dan pejabat tinggi lainnya. Gaji sangat berlimpah tetapi masih ada keserakahan. Selain itu juga para penegak hukum seperti DS (Djoko Susilo), tervonis kasus korupsi di Korps Lalu lintas.
MUH SYAIFULLAH
Populer:
SBY Lebih dari Tiga Jam Rapat di Cikeas
Tottenham Bungkam Crystal Palace 2-0
Investasi Bakrie di Path Berisiko Tinggi
Bakrie Beli Path, Bagian dari Kampanye?