TEMPO.CO, Subang - Puluhan ayam bangkok milik peternak tradisional di Subang, Jawa Barat, mati akibat serangan flu burung. "Serangan flu burung tersebut sudah menjangkau beberapa titik lokasi," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Kabupaten Subang, Agus K. Sugama, Jumat, 10 Januari 2014.
Berdasarkan hasil rapid test, puluhan ayam bangkok mati mendadak di Desa Margahayu dan Cibogo akibat serangan virus flu burung. "Hanya saja, jenis virusnya belum kami ketahui karena harus dilakukan VCR (visual conversion reaction) di laboratorium veteriner," ujarnya.
Menurut dia, serangan virus mematikan itu bisa menyebar secara sporadis hingga awal tahun ini. Agar wabah virus tidak semakin meluas, peternak diminta mengubur ayam yang mati mendadak. "Yang masih hidup langsung diberi disinfektan dan ayam tersebut dilarang diperjualbelikan," ujar Agus.
Sepanjang Januari 2013, virus flu burung menyerang ratusan unggas di Subang. Dari 662 ekor unggas yang dijadikan sampel untuk uji VCR, 219 ekor unggas dinyatakan positif mengidap H5N1.
Usep, seorang peternak ayam bangkok di Desa Margahayu, mengatakan sebanyak 20 ekor ayam peliharaannya mati mendadak. Dari mulut dan anus ayam yang mati, keluar darah. "Semua bangkainya langsung kami kuburkan," ujar dia.
Peternak lainnya, Ade Rahmat, warga Desa Cirangkong, mengungkapkan hal serupa. Dari 100 lebih ayam yang dia ternak, 97 ekor mati mendadak. "Tinggal tiga ekor yang tersisa," ujarnya.
NANANG SUTISNA