TEMPO.CO, Jakarta - Kisruh manajemen di Televisi Republik Indonesia (TVRI) berimbas pada penayangan program. Salah satunya program Liga Italia Serie A yang biasanya tayang setiap Ahad. Sejak 22 Desember 2013 lalu, tayangan pertandingan sepak bola ini tak lagi bisa ditonton di stasiun televisi pelat merah ini.
Admin Facebook Serie A TVRI 2013-2014 memohon maaf kepada para pemirsa. “Kami tahu banyak kekurangan kami dari segi teknis,” tulis admin.
Program ini sudah tayang sejak pertandingan musim 2012-2013. Dalam kontraknya, TVRI akan menayangkan Liga Italia sampai musim 2014-2015. Program ini diusulkan oleh Direktur Program dan Berita TVRI kala itu, Irwan Hendarmin. Program ini “hilang” seiring pemecatan Irwan pada November 2013. Akhirnya, pada 2013-2014 TVRI hanya menyiarkan setengah musim. (Baca: Kontrak Liga Italia di TVRI Langgar Aturan)
"Ya benar, sudah tak ada. Kontraknya ada masalah,” kata pelaksana tugas Direktur Program dan Berita TVRI, Muh. Irfan, pada Rabu, 8 Januari 2014.
Namun, Irfan mengaku tak tahu penyebabnya secara pasti karena dia hanya pelaksana tugas. “Itu yang mengurus kontrak direksi lama.” Dia juga tidak bisa mengambil keputusan strategis. Apalagi saat ini Komisi Pertahanan dan Komunikasi Dewan Perwakilan Rakyat memblokir anggaran belanja modal TVRI tahun anggaran 2014. Anggaran yang bisa cair hanya gaji dan biaya operasional kantor. Walhasil, sekitar Rp 600 miliar tak bisa dicairkan sebelum memperoleh izin dari DPR.
Pembelian Liga Italia Serie A memang bermasalah. Badan Pemeriksa Keuangan menemukan pelanggaran sejumlah aturan dalam pembelian hak siar pertandingan sepak bola Liga Italia Seri A oleh Televisi Republik Indonesia.TVRI membeli hak siar itu seharga US$ 9,75 juta (dengan kurs 9.500 per dolar, sekitar Rp 92,6 miliar) dari agensi MP & Silva Singapura. Pembelian menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara ini untuk kontrak tahun jamak dari 2012 sampai 2015. “Kontrak tahun jamak itu belum memperoleh persetujuan Menteri Keuangan,” demikian kesimpulan audit BPK yang salinannya diperoleh Tempo.
Dalam audit bertanggal 23 Mei 2013 itu, BPK menyebutkan nilai kontrak pembelian hak siar itu untuk tiga musim pertandingan. Pada musim 2012/2013, kontraknya senilai US$ 3 juta. Musim 2013/2014 sebesar US$ 3,25 juta. Kemudian musim 2014/2015 senilai US$ 3,5 juta. Anggaran tahun jamak itu, menurut BPK, tak tersedia dalam daftar isian pelaksanaan anggaran 2012 TVRI. Yang tersedia hanya anggaran belanja sewa sebesar Rp 19,2 miliar dan Rp 17,8 miliar, yang di antaranya dibelikan hak siar Liga Italia.
TVRI, kata BPK, tak menyampaikan permohonan persetujuan kontrak tahun jamak kepada Menteri Keuangan saat menyampaikan rencana kerja dan anggaran 2012. Direktur Keuangan TVRI Eddy Machmudi Effendi pada 18 Juni 2012 mengirim surat permohonan dapat melaksanakan kontrak tahun jamak dan menggunakan valuta asing ke Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan. Dua hari kemudian, tanpa persetujuan Kementerian Keuangan, Direktur Utama TVRI Farhat Syukri menandatangani kontrak dengan MP & Silva Singapura.
DPR telah meminta BPK untuk mengaudit investigatif pembelian program Liga Italia dan dua proyek lainnya, yakni program siap siar Rp 47 miliar dan renovasi gedung. (Baca: DPR Sepakat Perintahkan BPK Audit TVR)
Berita Terpopuler
Begini Konsep Depo MRT Lebak Bulus
Lebak Bulus 'Kehilangan' Rp 2 Juta Per Hari
Polisi Dukung Terminal Lebak Bulus Ditutup
Roy Suryo: Stadion Lebak Bulus Boleh Dibongkar
Terminal Lebak Bulus Ditutup Pertengahan Januari