Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kebun Binatang Surabaya Terkejam di Dunia, Kenapa?

Editor

Elik Susanto

image-gnews
Sejumlah siswa dari Sekolah Dasar Cita Hati mendapatkan pengetahuan tentang satwa di Kebun Binatang Surabaya, Jawa Timur, Selasa (24/4). TEMPO/Fully Syafi
Sejumlah siswa dari Sekolah Dasar Cita Hati mendapatkan pengetahuan tentang satwa di Kebun Binatang Surabaya, Jawa Timur, Selasa (24/4). TEMPO/Fully Syafi
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Matinya singa jantan (panthera leo) berumur 1,5 tahun yang diberi nama Michael di Kebun Binatang Surabaya (KBS) pada Senin, 6 Januari 2014, bukan satu-satunya. Sebelumnya, sejumlah satwa langka mati mengenaskan karena berbagai sebab, mulai sakit hingga tak terurus dengan baik. Itulah sebabnya tempat konservasi hewan langka ini pernah dijuluki: Kebun Binatang Terkejam di Dunia)

Cap ini tak lain karena seringnya hewan koleksi mati. Richard Shears, koresponden Daily Mail, situs berita Inggris, pernah mengungkapkan keadaan Kebun Binatang Surabaya membuatnya berduka. "Aku tinggal di dekat Pelabuhan Sydney, tempat melihat burung pelikan bersuka-cita meluncur rendah di perairan Blackwattle Bay. Namun di Kebun Binatang Surabaya, aku hanya bisa menggelengkan kepala putus asa saat melihat lebih dari 150 pelikan berada dalam satu kandang dengan kolam kecil yang membuat mereka tidak bisa mengembangkan sayapnya, terlebih untuk terbang," tulisnya.

Menurut Shears, tak hanya sekumpulan pelikan yang terlihat menyedihkan. Nasib binatang lainnya pun terlihat sangat mengerikan. "Aku melihat unta kurus hingga memperlihatkan bentuk tulang rusuknya. Seekor monyet Capuchin yang aku jumpai juga terlihat memohon untuk dibebaskan dari kandangnya. Di kandang lain, rangkong badak sedih melihat ke langit biru, mencoba untuk lepas landas dari tempatnya bertengger, tetapi tidak ada ruang untuk mengepakkan sayapnya," Richard melaporkan.

Berdasarkan analisa ProFauna, organisasi perlindungan satwa liar, lahan KBS seluas 15 hektare di tengah Kota Surabaya ini dihuni oleh 4.025 satwa sehingga melebihi kapasitas. KBS tak didukung kandang dan lahan konservasi yang memadai. Bandingkan dengan Taman Safari Bogor yang memiliki lahan 178 hektare untuk menampung 1.500 satwa.

Tak heran jika koleksi binatang KBS mati sia-sia. Pada November lalu, misalnya, seekor komodo jantan berumur 11 tahun asal Provinsi Nusa Tenggara Timur yang menjadi koleksi andalan kebun binatang ini mati saat menjalani perawatan di ruang karantina. Menurut Direktur Operasional KBS Liang Kaspe, berdasarkan hasil otopsi dari tim medis binatang raksasa ini mati karena ada kelainan ginjal.

"Kami sudah berusaha semaksimal mungkin menyelamatkan komodo ini. Rupanya, kelainan ginjal yang cukup kronis membuat komodo ini tak bisa dipertahankan. Sedangkan penyakit lainnya tidak ditemukan," kata dia beberapa waktu lalu.

Kematian singa asal Afrika pada Senin lalu, Liang mengatakan, sangat aneh. Letak keanehannya adalah pada leher singa terjerat kawan berbahan baja."Masak binatang bunuh diri dengan melilitkan tali ke kepalanya," kata Liang. Dia menduga matinya koleksi KBS ini ada yang membunuh. Kawat baja yang melilit leher biasa dipakai untuk membuka pintu.

Apapun alasannya, KBS ini sudah dikenal sebagai tempat yang sering memakan korban hewan langka. Seperti seekor jaguar bernama Dainler ditemukan mati pada 14 November lalu. Zebra pada 16 Mei 2013 mati gara-gara menabrak pagar kandang.

Berikut ini sebagian hewan langka koleksi Kebun Binatang Surabaya yang mati dalam dua tahun terakhir:

1. Seekor komodo, mati pada 26 November 2013 karena gangguan ginjal
2. Seekor jaguar (Daimler) dan seekor usa mati pada 24 November 2013 karena gangguan usus
3. Harimau Suamtera mati pada  24 April karena gangguan pencernaan
4.Seekor unta mati pada 25 Oktober 2013 karena infeksi saluran kencing
5.Orang utan mati pada 10 Oktober 2013 karena radang paru-paru
6.Seekor gnu, sejenis kambing, mati pada 6 Januari 2014 karena gangguan pencernaan
7.Seekor jerapah bernama Kliwon mati pada 2012
8.Seeokor singa Afrika mati pada 6 Januari 2014 diduga dibunuh

ELIK S | ANTARA

Berita Lain:

Kotor, Kebun Binatang Surabaya Masih Favorit
Devi Si Kuda Nil Kerdil Melahirkan di KBS
Taman Safari Akan Tambah Induk Banteng ke Baluran
Bagaimana Anjing Liar Bisa Masuk Ragunan?
Anjing 'Pembunuh' Kanguru Diduga Diselundupkan

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Kebun Binatang Keluarga Lombok Wildlife Park, Ada Koleksi Satwa Membanggakan

20 Juni 2021

Kebun Binatang Lombok Wildlife Park. Dok. Felicia Suadika
Kebun Binatang Keluarga Lombok Wildlife Park, Ada Koleksi Satwa Membanggakan

Kebun Binatang Lombok Wildlife Park memiliki 420 ekor satwa dari 62 jenis satwa.


Delapan Gorila di San Diego Sembuh Dari Covid-19

16 Februari 2021

Kawanan ekor gorila berada di kandangnya setelah dua kawanannya dinyatakan positif COVID-19 usai jatuh sakit  di Taman Safari Kebun Binatang San Diego di San Diego, California. San Diego Zoo
Delapan Gorila di San Diego Sembuh Dari Covid-19

Delapan gorila di Kebun Binatang San Diego telah pulih sepenuhnya setelah tertular Covid-19 bulan lalu.


Kebun Binatang Ragunan Didatangi 150 Ribu Orang, Satwa Bisa Stres

19 Juni 2018

Sejumlah pengunjung melihat hewan yang berada di Kebun Binatang Ragunan, Jakarta, 16 Juni 2018. Hari libur Lebaran kedua banyak dimanfaatkan ribuan warga untuk berlibur ke Kebun Binatang Ragunan. TEMPO/M Taufan Rengganis
Kebun Binatang Ragunan Didatangi 150 Ribu Orang, Satwa Bisa Stres

Dokter hewan menyarankan Kebun Binatang Ragunan membatasi jumlah pengunjung agar satwa tidak stres.


Penumpang Transjakarta Menuju Kebun Binatang Ragunan Meningkat

19 Juni 2018

Halte Transjakarta Dukuh Atas dengan tujuan Ragunan di padati antrian warga Jakarta, (01/01). Meski antrian panjang dan berdesakan warga Jakarta tetap antusias untuk berlibur ke kebun Binatang Ragunan. TEMPO/Dasril Roszandi
Penumpang Transjakarta Menuju Kebun Binatang Ragunan Meningkat

PT Transjakarta mencatat jumlah penumpang bus Transjakarta rute Kebun Binatang Ragunan mengalami peningkatan selama libur Lebaran 2018.


Pengelola Kebun Binatang Ragunan Bantah Kawasannya Minim Tempat Sampah

19 Juni 2018

Sejumlah pengunjung memadati Kebun Binatang Ragunan, Jakarta, 16 Juni 2018. Pihak Kebun Binatang Ragunan menargetkan 800 ribu pengunjung selama 15-24 Juni 2018 atau sekitar 80 ribu pengunjung per hari. TEMPO/M Taufan Rengganis
Pengelola Kebun Binatang Ragunan Bantah Kawasannya Minim Tempat Sampah

Disebut minim tempat sampah, begini tanggapan pengelola Kebun Binatang Ragunan.


Libur Lebaran 2018, 95 Persen Satwa Ragunan Dipamerkan

18 Juni 2018

Wisatawan mengamati Gajah Sumatera atau
Libur Lebaran 2018, 95 Persen Satwa Ragunan Dipamerkan

Kepala Unit Pengelola Taman Margasatwa Ragunan Dina Himawati mengatakan 95 persen satwa koleksi dipamerkan selama Libur Lebaran 2018.


Cuaca Buruk, Gembira Loka Kurangi Waktu Hewan Keluar Kandang

1 Desember 2017

Sejumlah petugas Rescue Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kota Yogyakarta memotong batang pohon tumbang di kandang burung Kasuari, Kebun Binatang Gembira Loka, Yogyakarta, 31 Maret 2016. TEMPO/Pius Erlangga
Cuaca Buruk, Gembira Loka Kurangi Waktu Hewan Keluar Kandang

Pengelola Kebun Binatang Gembira Loka juga tidak menargetkan jumlah kunjungan selama cuaca buruk, tapi tetap siap menerima pengunjung.


Pencekok Miras ke Satwa TSI: Kami Menyesal Melakukan Hal Bodoh

20 November 2017

Pengunjung memberi makan rusa di Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua, Jawa Barat, 7 Juli 2016. Pengelola TSI menyiapkan area parkir dan menambah personel untuk pelayanan pengunjung saat liburan Idul Fitri. Tempo/ Aditia Noviansyah
Pencekok Miras ke Satwa TSI: Kami Menyesal Melakukan Hal Bodoh

Mengaku telah melakukan hal bodoh yang berakibat fatal pada satwa, pelaku pencekokan miras ke satwa TSI di Cisarua, Bogor, menyesal.


Pengunjung Pameran Satwa di Serpong Bermain dengan Ular  

10 September 2017

Taman Safari Indonesia memberi kesempatan bagi pengunjung untuk memegang dan berfoto dengan ular koleksinya di Indopet Expo 2017 di ICE, BSD City, Tangerang, 10 September 2017. TEMPO/Maria Fransisca
Pengunjung Pameran Satwa di Serpong Bermain dengan Ular  

Taman Safari Indonesia memamerkan koleksinya, berupa ular dan burung kakaktua.


Siamang Tarik Jari Balita Hingga Putus, BKSDA: Dia Agresif

4 Juli 2017

Seekor siamang meminum teh hangat untuk menghangatkan tubuhnya saat udara dingin di kebun binatang Debrecen, Budapest, Hungaria, 25 Janaruari 2017. (Zsolt Czegledi/MTI via AP)
Siamang Tarik Jari Balita Hingga Putus, BKSDA: Dia Agresif

Tim BKSDA yang mengunjungi Kebon Rodjo juga menilai kondisi kandang satwa memenuhi standar.