TEMPO.CO , Jakarta: Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Inspektru Jenderal Polisi Ronny Franky Sompie, tetap bersikeras bahwa penggerebekan terduga teroris di Ciputat sesuai prosedur. "Kami sudah memberikan peringatan untuk menyerah kepada mereka selama berjam-jam," kata dia ketika dihubungi, Ahad, 5 Desember 2013.
Tapi, kata Ronny, terduga teroris tersebut malah menembaki anggota Densus 88. "Malah mereka melempari kami bom," ujar dia. Ronny mengatakan, setelah penangkapan pertama anggota mereka bernama Hidayat, pihak kepolisian langsung menyorot rumah tersebut dengan lampu tembak. Masyarakat sekitar pun, kata dia, telah diimbau untuk segera menjauhi rumah mereka.
Ketika ditanyai ada tudingan kejanggalan penggerebekan tersebut dari KontraS, Ronny menjawabnya dengan nada ringan. Ronny mempersilakan KontraS untuk menyelidiki lebih lanjut dugaan kejanggalan yang ada. "Mereka memang pengawas 'eksternal', bukan?"
Koordinator Eksekutif Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), Haris Azhar, menemukan lima kejanggalan saat penggerebekan teroris di Jalan KH Dewantara, Gang Haji Hasan, Kampung Sawah Dalam, Ciputat, Tanggerang Selatan, pada akhir Desember 2013 lalu. "Kejanggalan tersebut kami temukan dari perbandingan antara temuan awal di lokasi dan pemberitaan di media massa," kata dia ketika dihubungi, Ahad, 5 Desember 2013. (Baca:KontraS: Lima Hal Janggal di Penggerebekan Ciputat)
AMRI MAHBUB