TEMPO.CO, Malang--Sekitar 23 persen penduduk di Jawa Timur belum teraliri listrik. Penduduk yang tak bisa menikmati aliran listrik tersebar di Bojonegoro, Jember, Pacitan dan Ponorogo. Sedangkan sebagian besar berada di daerah kepuluan Madura. "Secara geografi sulit untuk memasang jaringan listrik," kata General Manager P PLN (Persero) distribusi Jawa Timur, Hariyanto di Malang, Senin 30 Desember 2013.
Selain itu, biaya investasi yang mahal, persebaran penduduk yang jarang dan kesulitan akses menghambat distribusi listrik ke kawasan terpencil. Sedangkan anggaran dari pemerintah terbatas, setiap tahun PLN menerima anggaran sebesar Rp 80 miliar per tahun.
"Jika dana dari pemerintah tak ditambah, tujuh tahun lagi Jawa Timur teraliri listrik," katanya. Khusus daerah kepulauan, satu-satunya pembangkit berupa pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD). Namun, belakangan pemerintah melarang dana APBN untuk listrik PLTD. Sehingga menggunakan energi alternatif tenaga surya.
"Kepulauan belum ada alternatif selain tenaga surya," katanya. Kini, PLN tengah mengusahakan daerah kepulauan Kangean yang kaya gas alam agar memanfaatkan gas untuk memproduksi listrik. Namun, usaha tersebut belum bisa dilaksanakan untuk menekan penduduk yang belum teraliri listrik.
Kondisi ini kontras dengan listrik yang dihasilkan dari sembilan pembangkit di Jawa Timur mencapai 8.670 Mega Watt (MW). Sedangkan beban puncak di Jawa Timur sebesar 4.425 MW dengan cadangan 2.173 MW. Selebihnya, 1.880 MW didistribusikan ke Jawa Tengah-Jawa Barat dan DKI Jakarta sedangkan distribusikan ke Bali sebesar 192 MW.
"Jawa Timur surplus listrik," katanya. Sehingga tak ada alasan terjadi pemadaman listrik karena kekurangan daya. Pemadaman listrik di Jawa Timur, katanya, terjadi karena gangguan dan kerusakan jaringan. Serta perawatan jaringan secara berala.
EKO WIDIANTO
Populer:
Aurelie Takut Kekasihnya Sebarkan Foto Telanjang
Jokowi: Foto Bareng di Fatahilah Bayar Rp 5 Ribu
Setya Novanto Tak Gubris Panggilan KPK
Kisah Pilu Aurelie Moeremans Setelah Kawin Lari