TEMPO.CO, Jakarta - Pengacara keluarga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Palmer Situmorang, mengatakan penunjukan dirinya sebagai pengacara keluarga Cikeas diawali dengan sebuah telepon dari seorang pegawai Sekretariat Negara pada 4 Desember 2013. Dalam telepon tersebut, Palmer ditanyakan perihal kesediaanya untuk membantu SBY dan keluarganya sebagai pengacara.
Pada awalnya, Palmer mengaku tak percaya dengan permintaan tersebut. Dia mencari informasi kepada seorang rekannya di Sekretariat Negara. "Dia bilang benar Presiden meminta saya. Katanya saya akan ditelepon lagi untuk diberitahu tentang waktu wawancara," kata Palmer Situmorang saat ditemui di kantornya, pekan ini.
Pada 8 Desember 2013, Palmer kembali menerima telepon dari pegawai Setneg yang memintanya datang ke Istana Bogor keesokan harinya pada pukul 20.00 WIB. Dalam komunikasi tersebut, Palmer juga dipersilakan untuk mengajak beberapa pengacara lainnya.
Awalnya, Palmer hendak mengajak beberapa pengacara muda sebagai anggota tim karena mengira hanya akan menangani masalah keluarga Cikeas selain SBY. Akan tetapi, ketika mengetahui tim juga menangani kasus tuduhan-tuduhan terhadap SBY, ia memutuskan mengajak pengacara senior dan berpengalaman yaitu Hafzan Taher dan Bactiar Sitanggang. "Sekitar pukul 10.00 WIB, saya telepon dan mereka bersedia ikut."
Meski keduanya bersedia, Palmer tetap memastikan bahwa tidak ada konflik kepentingan saat rekannya tersebut bergabung dalam tim. (Baca: SBY dan Palmer Bahas Tuduhan 2 Jam di Istana Bogor)
Sebagai tim, Palmer datang ke Istana Bogor bertemu SBY dan keluarga. Dalam pertemuan tersebut, turut hadir Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Amir Syamsuddin, Kristiani Herawati alias Ani Yudhoyono, Edhie Baskoro Yudhoyono dan istrinya Aliya Rajasa, serta ajudan Presiden.
SBY, menurut Palmer, memaparkan secara singkat beberapa fitnah dan tuduhan yang dialamatkan kepada keluarga Cikeas. Sejumlah tuduhan yang mengarah ke keluarga Cikeas, di antaranya tuduhan barter jabatan Wakil Presiden Boediono dengan kebijakan bailout Bank Century, aliran dana ke Ibas dalam kasus Hambalang, dan Sylvia Sholeha alias Bu Pur--diduga terlibat pengaturan proyek Hambalang--disebut dekat dengan Ani Yudhoyono.
Selain itu, dalam kasus kuota impor daging sapi, saksi menyebut SBY dekat dengan pengusaha Sengman Tjahja dan Non Saputri. Deviardi, terdakwa kasus suap SKK Migas, mengatakan Komisaris Utama PT Kernel Oil Pte Ltd Widodo Ratanachaitong dekat dengan Ibas.
FRANSISCO ROSARIANS
Berita Terpopuler
Empat Bulan Kenal Anis Matta, Szilvia Mualaf
Szlvia Fabula Datangi Anis Matta Saat di Hungaria
Awal Pertemuan Anis Matta dengan Istri Kedua
Haul Gus Dur, Butet Mengolok-Olok Prabowo?
Sutarman: Ucapan Gus Dur Manjur