TEMPO.CO, Jombang - Komunitas pecinta Gus Dur (panggilan almarhum Presiden RI Abdurrahman Wahid) yang tergabung dalam Jaringan Gus Durian Jawa Timur menggelar bedah buku berjudul Gus Dur Ku, Gus Dur Anda, Gus Dur Kita. Buku karangan bekas Menteri Riset dan Teknologi era Presiden Gus Dur, Muhamad AS Hikam, itu dibedah dalam diskusi di Klenteng Hok Liong Kiong, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Kamis, 26 Desember 2013.
"Ada sejumlah tokoh yang akan hadir sebagai pembicara termasuk pengarang bukunya, AS Hikam," kata ketua panitia yang juga Koordinator Jaringan Gus Durian Jawa Timur, Aan Anshori. Selain AS Hikam, yang jadi pembicara antara lain Gus Solah (Solahuddin Wahid, pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng), pendeta Simon Filantropa, dan pemuka ajaran Konghucu, Bingky Irawan.
Selain bedah buku, berbagai kesenian dan hiburan juga digelar di antaranya paduan suara gereja, tari khas Papua dan Ambon, tari Remo khas Jawa Timur, dan kesenian Hadrah Banjari serta barongsai.
Kegiatan ini untuk menyemarakkan peringatan haul Gus Dur ke-4 yang wafat pada 30 Desember 2009. Ia merupakan tokoh Islam yang pernah menjadi Presiden Republik Indonesia ke-4 dan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Keberanian dan keteguhan Gus Dur menegakkan hukum dan ketidakadilan di negeri ini membawa perubahan besar dan selalu dikenang oleh pencintanya dari berbagai suku dan agama.
"Tema kali ini menebar damai menuai persaudaraan," kata Aan. Tema ini sesuai dengan semangat perjuangan Gus Dur yang mengedepankan kedamaian, persaudaraan, dan persamaan hak antar manusia dalam berinteraksi sosial tanpa memandang perbedaan suku dan agama.
Dalam acara bedah buku tersebut, panitia mengundang jajaran pejabat Muspida Kabupaten Jombang, pengasuh pondok pesantren, pengurus parpol, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan sebagainya. "Seperti biasa kami mengadakan dzikir, tahlil, dan pengajian umum," ujar Lukman Hakim, pengurus Pesantren Tebuireng.
ISHOMUDDIN