TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisian RI Jenderal Sutarman meminta agar industri alat keamanan terus melakukan inovasi. Soalnya, Sutarman mengatakan kebutuhan peralatan keamanan Polri terus berubah.
Sutarman mencontohkan kebutuhan senjata dalam menangani aksi unjuk rasa juga berubah. Dia mengatakan polisi tak boleh lagi menggunakan peluru dan senjata tajam dalam menghadapi pengunjuk rasa yang mengganggu keamanan dan ketertiban.
"Kami perlu bisa menembak dengan laser atau elektrik untuk melumpuhkan pengunjuk rasa beberapa saat. Jadi, dampak senjata tidak boleh fatal sampai menimbulkan kematian," kata Sutarman dalam acara Asia-Pacific Police Expo and Forum 2013 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Rabu, 11 Desember 2013.
Selain itu, Sutarman mengatakan ada pula kebutuhan detektor narkotik. Hal ini, menurut Sutarman, disebabkan Indonesia sering menjadi tempat transit perdagangan narkotik. "Saya perlu alat di bandara atau pelabuhan untuk mendeteksi ada narkotik, jenis apa. Jadi, saya bisa langsung menangkap," kata Sutarman.
Kapolri mengharapkan dalam forum pameran ini terjadi pertukaran informasi antara pihak produsen dan pengguna. Dengan pertukaran informasi ini, diharapkan peralatan keamanan yang diproduksi dapat bermanfaat optimal.
"Apa yang diproduksi bermanfaat untuk melindungi masyarakat dan menegakkan hukum. Saya bicara sebagai pengguna peralatan yang kalian produksi. Kalau alatnya tidak cocok dengan kebutuhan, ya tidak akan laku," kata Sutarman.
Pameran peralatan keamanan, pemadam kebakaran, dan SAR ini digelar pada 11-13 Desember 2013. Terdapat 179 peserta pameran yang berasal dari 15 negara. Beberapa negara yang berpartisipasi, di antaranya Jerman, Indonesia, Malaysia dan Taiwan.
BERNADETTE CHRISTINA MUNTHE