TEMPO.CO, Jakarta - Pengetatan pengawasan di Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin membuat terpidana korupsi Muhammad Nazaruddin tak bisa minta izin keluar bui dengan alasan sakit.
"Kata Kalapas (Kepala Lembaga Pemasyarakatan) Sukamiskin, Nazaruddin tidak diizinkan karena memang dia tidak sakit," ujar Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Denny Indrayana di Istora Senayan, Selasa, 10 Desember 2013. (Baca: Denny: Di Sukamiskin Nazaruddin Diawasi Ketat)
Menurut Denny, saat izin sakit Nazaruddin ditolak, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat itu menyebut banyak nama pejabat negara yang diberi izin keluar penjara. "Tapi mau sebut nama Presiden pun, kalau enggak sakit, enggak bisa diizinkan," ucapnya.
Menurut Deny, Nazaruddin pun tak bisa lagi memberi komando pada perusahaan-perusahaannya karena alat komunikasinya dilucuti. Hal ini berbeda dengan semasa politikus Demokrat itu dibui di Cipinang. Kala itu, dia masih bisa mendirikan 28 perusahaan baru sekaligus mengendalikan pencarian proyek di kementerian dan lembaga pemerintah.
Denny menceritakan hal tersebut sebagai salah satu kisah sukses lembaganya membenahi penjara-penjara di Indonesia. Menurut dia, pemimpin penjara Sukamiskin dan penjara-penjara lainnya kerap menghubunginya melalui telepon seluler untuk meminta petunjuk dan mengabarkan perkembangan. (Baca: 6 Syarat Koruptor Penghuni Lapas Sukamiskin)
Salah satu kiat memperbaiki lembaga pemasyarakatan, kata Denny, adalah menempatkan sumber daya manusia yang terbaik sebagai pimpinannya. "Tidak cukup hanya the best (yang terbaik), tapi the best of the best (yang terbaik dari yang terbaik)," tuturnya.
Ia meminta para pimpinan bui untuk menjunjung integritas dan tak berkongkalikong dengan tahanan dan narapidana. Jika mereka bisa tetap bersih selama menjabat, maka mereka bisa cepat dipromosikan. Namun, kalau mereka tergoda dan terjerumus melanggar aturan, maka hukuman berat akan menanti.
BUNGA MANGGIASIH
Terpopuler
Tragedi Kereta Bintaro, Truk Tangki Memaksa Masuk?
Tabrakan Kereta Ulujami Mirip Tragedi Bintaro
Kronologi Kerusuhan di Little India, Singapura
Ini Cerita Miris Tabrakan Kereta Bintaro 1987