TEMPO.CO, Jakarta - Vice President Corporate Communications Garuda Indonesia Pujobroto mengatakan penundaan penerbangan Garuda Indonesia menuju Jakarta dari Bandara Supadio, Pontianak, Senin malam, 9 Desember 2013, disebabkan oleh masalah sistem penyejuk udara. Pesawat yang seharusnya terbang pada pukul 15.00 itu sudah sempat mengudara selama 10 menit.
"GA 507 mengalami gangguan pada sistem air conditioning, sehingga pilot memutuskan untuk kembali ke Bandara Supadio," ujar Pujobroto ketika dihubungi, Selasa, 10 Desember 2013.
Ia mengatakan, sebanyak 80 penumpang pesawat itu kemudian dialihkan ke dua penerbangan Garuda Indonesia berikutnya. Sebanyak 40 penumpang diberangkatkan dengan penerbangan GA 515 pada pukul 15.25 WIB. Sisanya diberangkatkan dengan GA 511 pada pukul 19.30 WIB.
Adapun pesawat GA 507 itu baru bisa berangkat pukul 22.40 WIB karena menunggu rotasi pesawat dari Jakarta. Pujobroto mengatakan, sesuai prosedur penerbangan, penumpang mendapatkan penerbangan pengganti dan dana kompensasi keterlambatan sebesar Rp 300 ribu per penumpang.
Kepala PT Angkasa Pura II Supadio Pontianak Chandra Wiradi mengatakan pihaknya tidak mengizinkan pesawat Garuda itu terbang karena terdapat masalah tekanan kabin. Pengelola bandara itu mengaku mengutamakan keamanan pesawat yang hilir mudik di Bandara Supadio. "Kalau ada indikasi membahayakan, (penerbangan) tidak diizinkan. Tidak boleh nekad," katanya.
MAYA NAWANGWULAN | ASEANTY PAHLEVI