TEMPO.CO, Jember - Pria Gunawan, Kepala Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, menyatakan hingga kini sebanyak 3,6 juta warga Indonesia masih buta aksara. Namun, menurut dia, angka tersebut sudah berkurang dibanding tahun-tahun sebelumnya.
"Terus menurun, dan secara nasional tinggal 4,53 persen atau sekitar 3,6 juta jiwa dengan kelompok usia 15-59 tahun," kata dia dalam acara Seminar Nasional "Keberaksaraan Masyarakat dalam Pusaran Pembangunan" di Universitas Jember (Unej), Kamis, 28 November 2013.
Dia menambahkan, provinsi yang memiliki warga buta aksara paling banyak adalah Provinsi Nusa Tenggara Barat, sebanyak 16,48 persen, Nusa Tenggara Timur 10,13 persen, Sulawesi Barat 10,33 persen, dan Papua 36,31 persen.
Sedangkan Provinsi Jawa Timur, kata dia, jumlah warga yang buta aksara sebesar 7,87 persen dan masuk kategori tujuh provinsi di atas rata-rata nasional dengan pencapaian 5,5 persen hingga 9,9 persen. Pria menambahkan, jumlah warga yang buta aksara di Jawa Timur pada 2012 mencapai 1,2 juta jiwa, dan saat ini tinggal sekitar 800 ribu orang karena banyaknya program untuk meningkatkan keaksaraan dan meningkatkan budaya baca. "Kalau Jember, angka buta aksara tertinggi di Indonesia berdasarkan data Badan Pusat Statistik yakni mencapai 204 ribu jiwa pada tahun 2010," katanya.
Sudiyono, Kepala Bidang Pendidikan Luar Sekolah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jember, mengatakan jumlah warga buta aksara di Jember pada 2012 mencapai 109.932 jiwa. Mereka tersebar hampir merata di 31 kecamatan. Beberapa kecamatan yang memiliki warga buta aksara tertinggi antara lain Kecamatan Silo, Sumberbaru, Semboro, dan Ledokombo. "Target kami, tahun 2015 akan tuntas. Tahun ini, kami akan menuntaskan 30 ribu warga buta aksara dengan membentuk 2.750 kelompok belajar," katanya.
MAHBUB DJUNAIDY
Berita populer:
Wah, Pengemis di Pancoran Dapat 25 Juta Dua Pekan
Ini Motif Walang, Si Pengemis Tajir
Jokowi Ngopi Bareng Tommy Soeharto
Emboli, Si Pembunuh Ibu Melahirkan