TEMPO.CO, Makassar - Andi Endriana, 44 tahun, dosen sekaligus Wakil Rektor IV Universitas Veteran Republik Indonesia (UVRI) Makassar, ditikam suaminya hingga kritis di rumahnya, Jalan Letjen Mappaoudang, Kecamatan Tamalate, Selasa, 26 November 2013. Empat tusukan badik pada bagian lengan dan telapak tangan mengharuskan korban dirawat dengan 87 jahitan.
Pelaku diketahui bernama Akbar Syamsuddin, 38 tahun, yang berstatus suami kedua korban. Pelaku menikam korban empat kali, masing-masing di lengan dan telapak kiri dan kanan, sebelum melarikan diri. Diduga ia melakukan penikaman karena dipicu rasa cemburu. Korban hingga kini dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar.
Andi Dian, anak korban, mengatakan, ia hanya sempat melihat pelaku pergi dengan mobil Toyota Yaris merah dengan terburu-buru. Pada saat bersamaan, ia menjumpai ibunya meringis kesakitan bersimbah darah di kamar mandi ruang tidurnya. "Saya bersama paman langsung bawa ibu ke rumah sakit," kata Dian.
Menurut Dian, sebelumnya ia sempat mendengar keributan antara pelaku dan korban dari dalam kamar. Namun gadis SMA itu tidak berani melerai. "Saya juga pernah diancam mau dipukuli," katanya.
Akbar yang bekerja sebagai pengelola kampus UVRI baru setahun menikah dengan Endriana. Sebelumnya, Endriana menikah dengan anggota TNI kesatuan Kostrad Jakarta bernama Letnan Zulkarnaen. Dari pernikahan pertama itu ia dikarunai putri semata wayang bernama Dian.
Menurut Dian, dia selama ini tinggal berdua dengan ibunya. Sementara Akbar lebih sering menginap di luar. Korban dan pelaku kerap bertengkar lantaran sifat pelaku yang temperamental. "Orangnya cemburuan. Dia selalu tuduh ibu saya selingkuh," ujarnya.
Juru bicara Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan, Komisaris Besar Endi Sutendi, membenarkan adanya kejadian itu. Pelaku masih dikejar. "Polisi sudah memeriksa saksi-saksi di lokasi," kata Endi saat dihubungi, Selasa malam.
AAN PRANATA
Terpopuler:
Tommy Soeharto Bantah Terima Suap dari Rolls-Royce
Ruhut Tantang Jokowi Berdebat
Tiga Skenario PDIP Agar Jokowi Jadi Presiden
SBY Belum Balas Surat, Oposisi Australia Khawatir