TEMPO.CO, Yogyakarta - Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan, tak ingat lagi isi pembicaraannya yang mungkin disadap Pemerintah Australia pada 2009 lalu. Nama Kalla ada diantara para pejabat yang disebut-sebut disadap oleh badan intelejen Australia.
"Saya tidak ingat, saat itu sekitar Agustus 2009 banyak lakukan hubungan seluler," kata Kalla kepada wartawan di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Rabu, 20 November 2013.
Kalla menjelaskan, penyadapan adalah skandal di level hubungan antar negara. Dia sendiri enggan mempermasalahkannya secara pribadi. "Negara yang harus protes, permintaan maaf disampaikan dalam konteks antar pemerintahan," ujar dia.
Kalla menilai keputusan pemerintah menarik pulang Duta Besar Indonesia untuk Australia, Najib Riphat Kesoema, sudah tepat. Namun, langkah ini baru merupakan bentuk protes paling ringan. "Australia harus meminta maaf," ujar JK.
Dia mendesak pemeritah Australia segera meminta maaf secara resmi. JK meminta Perdana Menteri Australia, Tony Abbott, meniru respons Presiden Amerika Serikat Barrack Obama ketika skandal penyadapan kanselir Jerman, Angle Merkel terungkap ke media. "Semestinya dia meniru Obama," kata dia.
ADDI MAWAHIBUN IDHOM
Terpopuler
Disurati Istana, Jokowi Pindahkan Pohon Palem
Indonesia Disebut Juga Sadap Australia
Farhat Abbas Sindir Wali Kota Bandung di Twitter
Staf Jokowi Jelaskan Surat Istana Soal Pohon Palem