TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Keadilan Sejahtera, Soeripto, dalam pemeriksaan Komisi Pemberantasan Korupsi mengaku tak tahu soal korupsi impor daging sapi. "Saya ditanya apakah pernah diajak bicara Luthfi (bekas Presiden Partai Keadilan Sejahtera) soal impor daging, saya bilang tidak pernah," katanya di gedung KPK, Rabu, 20 November 2013.
Menurut dia, Luthfi hanya meminta masukan perihal situasi dalam negeri. Misalnya, situasi ekonomi, politik, dan sosial Indonesia, dan pengaruh faktor eksternalnya. Mantan Sekretaris Jenderal Kementerian Kehutanan itu mengatakan, penyidik KPK juga bertanya apakah ia kenal Sengman Tjahja, pengusaha yang mengaku dekat dengan Istana dan diduga terlibat dalam kasus tersebut.
Soeripto mengaku tak kenal Sengman. "Saya ditanya lagi, apakah pernah mengajukan masalah kuota impor daging dari Sengman. Saya bilang, bagaimana bisa mengajukan, kenal pun tidak," tuturnya. Saat ditanya apakah ia kenal Non Nurlela Sahputri alias Bunda Putri, Soeripto menyatakan pernah mendengar nama itu, tapi tidak mengenalnya. Adapun suami Bunda Putri, Hasanuddin Ibrahim, pernah ditemuinya. "Enggak pernah komunikasi, cuma pernah ketemu," katanya.
Soeripto hari ini diperiksa sebagai saksi kasus korupsi impor daging sapi dengan tersangka Komisaris Utama PT Indoguna Utam, Maria Elizabeth Liman. "Saya juga enggak kenal sama sekali dan belum pernah ketemu," ucapnya. Dalam kasus suap daging sapi ini, nama Soeripto ikut terseret. Laporan majalah Tempo pada Maret 2011 dan Juni 2011 menyebutkan keterlibatan Soeripto, selain keterlibatan petinggi Partai Keadilan Sejahtera lainnya, Hilmi Aminuddin.
Soeripto adalah orang dekat Hilmi. Kedekatannya itu digunakan pengusaha impor daging sapi bernama Basuki Hariman untuk menekan pejabat Kementerian supaya memberi kuota impor daging sapi bagi perusahaannya, CV Sumber Laut Perkasa dan PT Impexindo Pratama. Soeripto mengaku kenal dengan Basuki, namun membantah membukakan pintu untuk pengusaha itu. Basuki juga membantah tudingan dia berperan sebagai makelar kuota impor daging di Kementerian Pertanian.
BUNGA MANGGIASIH
Baca juga
Ekonom Menilai Australia Akan Dirugikan
3 Langkah SBY Sikapi Penyadapan Australia
SBY Bakal Kirim Surat kepada Australia
Jokowi Jawab Komplain Istana Soal Pohon Palem
SBY: Ini Bukan Era Perang Dingin