TEMPO.CO, Canberra – Perdana Menteri Australia Tonny Abbot mengatakan Australia tidak seharusnya meminta maaf dan memberikan penjelasan kepada Indonesia. Langkah ini dianggap sebagai perlindungan kepada warga negara Australia.
“Dalam 24 jam terakhir, Australia mendapat panggilan (dari Indonesia) untuk menjelaskan masalah ini,” ujar Abbot dalam sebuah pernyataan di hadapan parlemen, seperti dikutip laman Guardian.
Namun dengan tegas, Abbot menuturkan, penjelasan tidak akan terjadi meski hubungan bilateral dengan Indonesia sangatlah penting bagi Australia. “Saya sangat menyesali dan malu kepada Indonesia atas apa yang sudah diberitakan media-media selama ini,” kata Abbot.
Abbot berpendapat bahwa melindungi negara dan memajukan kepentingan nasional adalah tugas utama setiap pemerintah. Itu sebabnya, menurut dia, setiap pemerintahan akan mengumpulkan informasi dari mana pun untuk menjaga keamanan nasional.
Sebelumnya dilaporkan, pemerintah Australia telah melakukan penyadapan terhadap Presiden SBY, Ibu Ani Yudhoyono, dan beberapa pejabat penting lainnya. Penyadapan ini disinyalir merupakan bentuk proteksi dari dampak kasus pengeboman Hotel JW Mariott dan Ritz-Carlton pada Juli 2009.
ANINGTIAS JATMIKA | THE GUARDIAN
Topik Terhangat
Penyadapan Australia | Gunung Meletus | Topan Haiyan | SBY Vs Jokowi | Dinasti Atut |
Terpopuler
Mengapa Telepon Ani SBY Ikut Disadap Australia? Menlu Tarik Dubes Indonesia di Australia
KPK Beri Isyarat Ratu Atut Terseret Kasus Korupsi
Diperiksa KPK 17 Jam, Kasir Suami Airin Pucat
Kicauan Lengkap SBY di Twitter Soal Penyadapan