TEMPO.CO, Yogyakarta - Wakil Wali Kota Yogyakarta Imam Priyono bersama pendukungnya melabrak Ketua DPRD Kota Yogyakarta, Henry Koencoro Yekti, Senin, 11 November 2013. Kejadian itu terlihat sebelum pertemuan resmi Wakil Wali Kota dengan DPRD Kota Yogyakarta.
Rencanyanya dalam pertemuan resmi itu, anggota Dewan akan mempertanyakan soal pelanggaran izin yang dilakukan Imam. Namun pertemuan itu batal. Sebaliknya, Imam, yang diusung PDI Perjuangan dalam pemilihan kepala daerah, malah menyemprot Koencoro, yang juga politikus PDI Perjuangan. “Kamu-kamu ini satu partai dengan saya, tapi selama ini menyerang saya soal pelanggaran perda,” kata Imam kepada Koencoro dan Ketua Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan DPRD Kota Yogyakarta, Sudjanarko.
Dengan nada tinggi, Imam, yang masih mengenakan seragam dinas, mengatakan selama ini politikus PDI Perjuangan di DPRD Kota Yogyakarta justru menjadi oposisi dengan terus menyerang dirinya. “Fraksi PDIP sengaja ingin menjatuhkan kewibawaan pemerintah tanpa melihat realitas di lapangan,” ujar Imam.
Dalam kesempatan itu, Imam mengancam Ketua DPRD dan Ketua Fraksi PDIP, jika dia dipanggil lagi, dia akan meminta pertanggungjawaban pengurus PDIP Kota Yogyakarta. “Akan saya kejar untuk meminta pertanggungjawaban,” kata dia. Menurut dia, pemanggilan itu tidak etis.
Pengerahan massa yang dilakukan Imam itu sebenarnya sudah diketahui kalangan Dewan lewat pesan singkat. Aksi ini dicela Ketua Komisi A Chang Wendryanto, yang juga dari Fraksi PDI Perjuangan. Menurut dia, pengerahan massa ini menodai proses pengawasan Dewan pada pemerintah. “Meski eksekutif adalah orang yang didukung partai, tapi jika tak benar, sudah seharusnya diingatkan. Pertanggungjawaban kita kepada masyarakat, “ kata Chang.
Menurut dia, pemanggilan Imam itu sesuai tata tertib Dewan. “Dewan boleh meminta klarifikasi kepada pemerintah jika ada sesuatu yang tidak benar di lapangan akibat kebijakan pemerintah. Lha, kok malah di-gerudug,” kata dia.
Sebaliknya, Antonius Foki Ardianto, juga dari Fraksi PDI Perjuangan, mendukung sikap Imam. “Seharusnya dari partai pendukung (PDIP) tidak jadi oposisi,” kata dia.
PRIBADI WICAKSONO
Baca juga:
Curhat Suami Hakim Vica kepada Tempo
Ical Bersedia Tanggung Utang Hikmat
Memory Card Menguak Dugaan Perselingkuhan Vica
Suami Hakim Vica Terancam Dipecat Jadi Pendeta
Pelapor Dugaan Korupsi Atut Pernah Mau Dibunuh
Kesaksian Perawat: JFK Tewas oleh Peluru Berbeda