TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan mahasiswa Universitas Mathla'ul Anwar (MA) Banten turun ke jalan untuk menyatakan aksi penolakan terhadap kedatangan Aburizal Bakrie (ARB) dan Ratu Atut di kampus mereka, Sabtu, 9 November 2013.
Edi Santoso, koordinator lapangan dari Fakultas Hukum MA, menilai kedatangan ARB dan Atut sebagai pencitraan politik. "Kami menilai ini adalah upaya pembersihan nama Atut, " kata Edi kepada Tempo, Sabtu, 9 November 2013.
Dengan tegas Edi menjelaskan kedatangan Ical--sapaan Aburizal--sebagai pencitraan politik menjelang pemilihan presiden 2014. Sedangkan Atut yang dikabarkan akan mendampingi Ical akan melakukan pembersihan nama setelah tercoreng dalam kasus korupsi di Banten.
Aksi bertajuk "Selamatkan MA dari noda dan dosa untuk menjaga martabat MA dari kepentingan politik" itu akan berpusat di Jalan Nasional depan kampus MA. Kepada Tempo, Edi menyebutkan tuntutan mahasiswa dalam aksi penolakan Atut dan Ical. Secara garis besar, berikut ini isi tuntutannya.
1. Ical dan Atut merupakan paketan sebagai dalang korupsi Banten.
2. Kampus bukan alat untuk perpolitikan.
3. Ical harus mendukung langkah KPK dalam pemeriksaan Atut.
Kedatangan Gubernur Banten ini bertujuan mendampingi Ical dalam acara Haul Mathla'ul Anwar (MA), yang merupakan gelaran kedua yang diadakan UNMA. Acara ini dilaksanakan di kampus UNMA di Saketi Pandeglang, Banten.
RINA ATMASARI
Berita Lain:
Nikita Mirzani Tersangka Perkelahian Dago
Tengkorak Perempuan Ditemukan di Hutan Meluhu
Kapolsek Dilaporkan Memperkosa Perempuan Bersuami