TEMPO.CO, Surakarta - Kepadatan lalu lintas di tengah Kota Surakarta, terutama di jalan-jalan protokol dan kawasan bisnis pada jam-jam tertentu, dikhawatirkan akan membuat lalu lintas tersendat, bahkan sama sekali terhenti pada jam padat.
Untuk itu, pemerintah Surakarta ingin mengurangi jumlah kendaraan yang melintas di jalan protokol. Para pemilik kendaraan akan diminta memarkirkan kendaraannya di taman parkir khusus. Lantas ke tempat tujuan dengan transportasi umum.
"Selain itu, taman parkir bisa menampung kendaraan yang selama ini tidak tertampung saat ada acara di hotel dan tempat lain. Selama ini mobil pengunjung diparkir di bahu jalan dan mengganggu arus lalu lintas," kata Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Surakarta Yosca Herman Soedrajad, Selasa, 5 November 2013.
Setelah taman parkir dibangun, nantinya jalan protokol seperti Jalan Slamet Riyadi tidak boleh untuk parkir kendaraan, sehingga seluruh badan jalan dapat digunakan untuk kendaraan yang melintas.
Namun, dia mengaku taman parkir baru bisa diwujudkan paling cepat 2015. Dia belum bisa memperkirakan anggaran yang dibutuhkan, berapa luasnya, dan berapa kendaraan yang dapat ditampung di taman parkir.
"Saat ini kami masih melakukan kajian," ujarnya. Yang sudah pasti, taman parkir akan dibangun di lokasi strategis, seperti di kawasan Sriwedari yang berada di tengah kota. Kemudian di beberapa ruas jalan protokol, seperti Jalan Adi Sucipto.
Dia menjanjikan pemilik kendaraan tidak kesulitan mengakses transportasi umum. Jika tidak ada angkutan umum yang melintasi taman parkir, dia akan menyediakan bus pengumpan atau feeder untuk mengantar ke halte terdekat.
Pembangunan taman parkir di kawasan Sriwedari dinilai tepat karena di tengah-tengah sentra bisnis dan perkantoran di Jalan Slamet Riyadi. "Akan jadi prioritas," katanya. Dia memberi kesempatan kepada swasta untuk membangun dan mengelola taman parkir di ruas jalan protokol.
Pengamat transportasi perkotaan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Syafii, meminta pembangunan taman parkir dipercepat. "Jangan menunggu sampai 2015," ucapnya.
Dia menilai keberadaan taman parkir di Surakarta sudah mendesak karena banyaknya kendaraan yang melintas di jam-jam sibuk. Dia mengatakan, tempat parkir saat ini tidak sebanding dengan jumlah kendaraan, sehingga kebanyakan kendaraan diparkir di pinggir jalan.
UKKY PRIMARTANTYO
Berita terkait:
Solo Terpental dari Ajang Pemilihan Kota Ajaib
Investor Singapura Berminat Kelola Sampah Surakarta
Surakarta Bebas Anak Jalanan pada 2015
Solo Ingin Masuk 28 Besar Keajaiban Kota Dunia